Kondisi selama pandemi yang sekali merubah keseharian, kebiasaaan, yang harus mencari nafkah untuk membiayai keseharian dan bertahan hidup, sekarang harus berhenti bekerja dan melakukannya semua harus di rumah saja dan mengakibatkan memperserat biaya ekonominya.
Arfi (40) yang sudah tidak bekerja sebagai kuli proyek perumahan di salah satu PT Surya Bintang Raya, yang tak lagi ramai pembeli dan terpaksa diberhentikan bekerjanya karena adanya Covid-19, yang tersisa seragam yang dulu Arfi kenakan saat bekerja.
Arfi sekarang memilih bekerja menjadi sebagai petani yang harus bertanggung jawab akan kebutuhan keluarga 5 orang anggota keluarga termasuk dia, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di dusun Karangwungu, desa Mojogede, Balongpanggang, Gresik, Jawa Timur.
Bertemu dengan keluarga mendengarkan cerita Arfi yang sudah di PHK sejak adanya Covid-19, bersama istri, Indriati (44) mengolah hasil panen untuk pertahanan sandang dan pangan keluarga mereka, Indriati selain bekerja di sawah dia harus mengurus rumah, 2 anaknya, seorang bapak yang sudah tua. Masa pandemi, anak perempuannya yang paling besar harus belajar di rumah melalui media online yang juga harus memenuhi kebutuhan ekstra yaitu telepon genggam dan kuota internet.
Situasi pandemi saat ini, pemerintah menurunkan program bantuan BLT program yang mampu membantu masyarakat miskin dan orang yang terdampak Covid-19. Memberikan bantuan yang berupa uang tunai, bantuan makanan pokok kepada masyarakat meringankan ekonomi.
“Tetapi saya tidak menerima dan tidak mendapatkan bantuan tersebut sama sekali, padahal suami saya tidak lagi bekerja karena Covid-19,” ungkap Indriati. Dia pun memperlihatkan bukti KTP dan KK sesuai wilayah yang ia tinggal.
Bantuan yang tidak tepat sasaran, dan keluarga Arfi tidak mendapatkan hak sebagai warga Karangwungu, memaksa arfi memilih bertahan daripada menyerah karena hidup harus terus berjalan.
Naskah dan foto : Dethalia Ariendra Cahya Putri