Sepuluh tahun setelah Pemerintah Kota Surabaya alias Gemeente van Soerabaia dibentuk, tahun 1916, A. Meijroos dilantik sebagai Soerabaia Burgemeester atau Walikota Surabaya pertama.
Saat itu Meijroos mengawali dengan tanpa apa-apa. Pegawai pun jumlahnya tidak lebih banyak dari pegawai kecamatan sekarang. Balai kota juga belum ada. Maklum, Gemeente Surabaya saat itu fungsinya tidak sekompleks seperti sekarang. Organisasi ini hanya mengurusi penduduk tengah kota saja. Sementara wilayah Surabaya yang lebih luas dan Gresik sudah dikelola ada Kabupaten Surabaya.
Urusan yang lebih kompleks dipegang karesidenan dengan wilayah yang sekarang meliputi Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang.
Meijroos bukanlah politisi. Dia hanya administratur yang tugasnya masih membangun sistem, menggali sumber pendapatan. Dia memulai semuanya dari sebuah rumah sewaan di Jl Gembolongan. Kemudian pindah di rumah yang agak besar di Jl Kedungdoro. Sayang bangunan ‘balai kota’ Surabaya pertama dan kedua itu tak berbekas. Dibongkar menjadi pertokoan.
Pendapatan pemkot pertama hanyalah dari hasil penjualan air minum dari Umbulan Pasuruan, kemudian retribusi pemakaman. Baru kemudian penghasilan pajak tontonan, rente pinjaman uang, persewaan tanah. Tahun 1909 dari adanya pembantaian hewan atau abattoir, dan begitu seterusnya ditahun-tahun berikutnya.
Pondasi yang dibangun walikota pertama Surabaya itupun dianggap berhasil karena paska pensiun dari Surabaya tahun 1921 dia diangkat jadi wali kota Batavia alias Jakarta. (kuncarsono prasetyo/foto : dok)
keterangan foto : A. Meijroos (tengah) saat memimpin rapat.
sumber : akusurabaya.com