Klaten (indonesiaimages.net) – Desa Soropaten, Kabupaten Klaten, 6 November 2023 – Sanggar Seni Budaya Bumi Manunggal Sri Sidomulyo dengan meriahnya memperingati Hari Wayang Nasional dan pengakuan Pertunjukan Wayang (The Wayang Puppet Theatre) sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage, ICH) oleh UNESCO.
Pagelaran Wayang kulit pada malam Jumat Pon, 2 November 2023, yang menampilkan Lakon “Wahyu Tirta Suci” yang dipersembahkan oleh Dalang Ki Gatot Tomo Pandoyo, menjadi sebuah momen bersejarah yang mendapat apresiasi dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU).
Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah, menekankan bahwa pengakuan internasional dari UNESCO memiliki potensi besar untuk meningkatkan reputasi dan martabat seni Wayang di Indonesia serta memupuk kecintaan dan kebanggaan terhadap warisan budaya ini. Meskipun pertunjukan Wayang masih menikmati popularitas di kalangan masyarakat, keberlangsungan seni Wayang saat ini sedang diuji.
Itje menyoroti pentingnya kolaborasi antara seniman senior dan generasi muda dalam menjaga eksistensi Wayang. Ia mengatakan, “Melibatkan generasi muda dalam proses seni Wayang tanpa membatasi kreativitas mereka adalah langkah penting untuk menarik minat anak muda.”
Lakon “Wahyu Tirta Suci” karya Ki Gatot Purwo Pandoyo menyentuh berbagai aspek pendidikan dan budaya Indonesia, dengan penekanan pada Pancasila dan integritas pribadi. Selain itu, lakon ini juga membahas peran pemerintah dalam mengatasi perundungan di sekolah dan mempromosikan lingkungan belajar yang nyaman dan inklusif.
Sri Nugroho, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten, juga memberikan apresiasi kepada KNIU dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berkomitmen untuk mempromosikan pelestarian seni Wayang. Ia menyatakan, “Pertunjukan malam ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan mempromosikan warisan budaya Wayang Indonesia serta kebutuhan untuk saling memahami dan bekerja sama antara generasi.”
Pagelaran Wayang kulit pada malam Jumat Pon ini tidak hanya memainkan peran sebagai wadah pelestarian seni Wayang, tetapi juga menjadi momen yang sarat makna dengan melibatkan gamelan dan alat musik tradisional Jawa.
Selain itu, seniman komedi kondang asal Klaten, Apri dan Mimin, turut serta dalam pertunjukan ini. Lirik lagu yang dinyanyikan mengangkat pesan tentang pengampunan, cinta, dan pencarian pencerahan, membawa penonton pada perjalanan budaya yang mendalam. (dik)