Lumajang (indonesiaimages.net) – Di era teknologi yang semakin canggih, permainan tradisional anak, seperti kelereng, kini tampaknya mulai tersisihkan oleh pesatnya perkembangan gadget dan handphone.
Namun, di Desa Sumberwringin, Kabupaten Lumajang, pesona permainan kelereng masih tetap menggema dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anak-anak.
Meskipun banyak permainan modern yang menawarkan pengalaman bermain yang lebih canggih, anak-anak di Dusun Sumur RT 001 RW 003 Desa Sumberwringin Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tetap mempertahankan kegemaran bermain kelereng sebagai bagian dari tradisi mereka.
Setiap sore, setelah menyelesaikan aktivitas di Madrasah Diniyah (Madin) dan sebelum mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) setempat, anak-anak Desa Sumberwringin menyempatkan waktu untuk bermain kelereng bersama teman-teman sebaya mereka.
Muzakki Firmansyah, seorang remaja Desa Sumberwringin, berbagi pengalaman bahwa permainan kelereng membawanya kembali ke masa kecilnya. Ia menyatakan apresiasinya terhadap anak-anak yang masih mempertahankan dan melestarikan permainan tradisional.
“Ini memang permainan sepanjang jaman di kalangan anak-anak dari dulu hingga sekarang. Kita sebagai pemuda wajib mengapresiasi kepada anak-anak yang masih ikut melestarikan permainan tradisional. Semoga permainan kelereng dan permainan tradisional lainnya tetap eksis di kalangan anak-anak Indonesia,” ujar Muzakki.
Bermain kelereng, menurutnya, bukan hanya menyenangkan tetapi juga mempererat pertemanan. Anak-anak yang bermain bersama sering tertawa bersama-sama ketika tembakan kelereng meleset atau mengenai sasaran.
Selain sebagai hiburan, bermain kelereng juga melatih kemampuan motorik dan fokus anak-anak. Mereka membutuhkan konsentrasi tinggi saat melempar atau mengarahkan kelereng agar mengenai sasaran.
“Walaupun permainan tradisional ini sudah hilang di beberapa tempat, tapi kami di Desa Sumberwringin tetap setia memainkannya. Kami bermain di sore hari, kemudian setelah selesai kami pulang dan lanjut mengaji,” tambahnya sambil tersenyum bahagia.
Anak-anak Desa Sumberwringin menunjukkan semangat dalam mempertahankan tradisi bermain kelereng, yang mungkin masih memiliki tempat di tengah arus modernitas. Meski gadget terus berkembang, pesona dan keunikan permainan kelereng tetap menjadi kenangan berharga dari masa kecil yang tak tergantikan. (dik)