Industri alat berat berperan penting mendukung kegiatan usaha lain, seperti di sektor pertambangan, pengolahan lahan hutan, pembangunan infrastruktur, serta perkebunan dan pertanian. Kinerja industri alat berat nasional mulai memperlihatkan tanda-tanda perbaikan pada tahun ini, yang tercermin dari laporan produksi dan penjualan.
“Apalagi, pemerintah sedang fokus untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah, khususnya daerah-daerah terluar Indonesia. Pembangunan ini mencakup kegiatan-kegiatan pembukaan lahan serta pembuatan sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Perayaan HUT ke-35 PT. Komatsu Indonesia di Jakarta, Rabu (13/12).
Merujuk data Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat hingga kuartal pertama tahun 2017 tercatat sebanyak 1.153 unit atau naik 87 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 619 unit. Sementara itu, pada kuartal kedua, industri alat berat nasional mencatat penjualan sebesar 2.467 unit, dan diprediksi akan mencapai 4.400 unit pada akhir tahun 2017.
Guna mendukung program pemerintah dalam swasembada pangan, PT. Komatsu Indonesia berupaya mengembangkan produk alat berat berupa traktor yang dapat dipergunakan untuk tanam benih jagung dengan dilengkapi teknologi internet sebagai pengoperasiannya. Alat berat ini telah diuji coba di lahan pertanian di Merauke, Papua.
“Kami mendorong industri alat berat ini untuk terus berinovasi termasuk menghasilkan produk yang bisa menopang sektor pertanian. Karena ke depannya, sektor pertanian akan semakin modern, terutama di luar Jawa. Kami pacu industri ini semakin meningkatkan komponen lokalnya,” papar Airlangga.
Menurut Menperin, pemerataan pembangunan juga dilakukan dengan peningkatan nilai tambah di dalam negeri. Hal ini dilakukan pemerintah melalui kebijakan hilirisasi pengolahan bahan tambang. Kebijakan ini sebagai langkah untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku material lanjutan, yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk-produk industri lanjutan.
“Nilai tambah ini juga bermanfaat bagi ekonomi lokal. Kami ambil contoh di Kabupaten Morowali, dengan adanya industri smelter, ekonomi di sana naik sebesar 65 persen tahun 2015 dan mendorong peningkatan ekspor lebih dari 80 persen pada 2017,” tuturnya.
Kembangkan inovasi dan vokasi
Pada kesempatan yang sama, Menperin memberikan apresiasi kepada PT. Komatsu Indonesia atas kontribusinya terhadap pengembangan industri alat berat di Indonesia. Terlebih lagi dengan upaya yang telah dilakukan dalam pengembangan teknologi melalui kerja sama penelitian dan pengembangan (R&D) dengan beberapa perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia.
“Kami juga menyampaikan penghargaan atas partisipasi aktif PT Komatsu Indonesia dalam program Link and Match pendidikan vokasi Industri dengan 35 SMK. Kiranya kerja sama ini akan memberikan hasil positif untuk pengembangan industri di dalam negeriserta bermanfaat bagi bangsa dan negara,” tutur Airlangga.
Saat ini, Kementerian Perindustrian bersama stakeholders terkait tengah menggodok aturan insentif fiskal berupa pengurangan pajak untuk kegiatan yang terkait vokasi dan inovasi. “Kami mengusulkan agar adanya pengurangan pajak sebanyak 200 persen dari nilai biaya vokasi dan 300 persen dari nilai biaya inovasi yang dikeluarkan perusahaan,” ungkap Menteri Airangga.
Lebih lanjut, kata Menperin, Presiden Jokowi telah menegaskan bahwa pendidikan vokasi akan menjadi tumpuan pada peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia. Untuk itu, Kemenperin tengah aktif mendorong penciptaan satu juta tenaga kerja yang lahir dari pendidikan vokasi SMK hingga tahun 2019.
Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia, Pratjojo Dewo menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk melakukan peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan yang berelanjutan di Indonesia melalui kerja sama antara Komatsu Ltd Jepang, Yayasan Komatsu Indonesia Peduli (YKIP) dan sejumlah univeritas di Tanah Air.
“Dalam tiga tahun terakhir, kami telah mendirikan Pusat teknologi Material, Pusat Pelatihan Keahlian, dan Pusat Pengembangan Desain Asia,” ungkapnya. Selain itu, perusahaan meresmikan pendirian omatsu Indonesia Management Development Institute (KIMDI) sebagai salah satu langkah inisiatif kebijakan manajemen dalam percepatan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan PT Komatsu Indonesia beserta perusahaan afiliasinya.
Menurut Pratjojo, program vokasi link and match yang diinisiasi oleh Kemenperin tidak hanya mampu mendukung proses bisnis internal perusahaan, tetapi juga para pemasok dan semua pemangku kepentingan dalam menginspirasi perubahan lanskap bisnis alat berat yang semakin cepat.
“Dalam kerja sama ini, kami turut membantu dalam hal penyelarasan kurikulum berbasis kompetensi, pengembangan sarana prasarana praktikum dan penyediaan kesempatan praktek kerja industri bagi siswa SMK dan penanganan industri bagi guru serta sertifikasi,” ucapnya.
Pratjojo meyakini, upaya strategis ini akan meningkatkan kapabilitas karyawan PT Komatsu Indonesia beserta perusahaan afiliasi, para pemasok dan semua pemangku kepentingan yang berujung pada peningkatan performa dan efisiensi perusahaan. “Apalagi program link and match dapat meningkatkan kualitas SDM lulusan SMK dalam memenuhi tuntutan standar industri,” imbuhnya. (sp/wahyu setya | foto : istimewa)