Beragam budaya dari Tanah Batak akan tersaji dalam Pesta Budaya Njuah-Njuah yang akan digelar di Sidikalang, Dairi, Sumatera Utara, 24-29 September 2018 mendatang. Mengusung tema ‘Tribe and Nature’, gelaran budaya ini disinkronkan dengan tema Festival Danau Toba (FDT) yang akan digelar di Silahisabungan, 5 hingga 8 Desember 2018.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi, Leonardus Sihotang, event itu merupakan kegiatan tahunan yang mampu menyedot animo wisatawan. Pesta Budaya Njuah-Njuah melibatkan Forkopimda, OPD, tokoh masyarakat, komunitas, lintas etnis dan masyarakat Kabupaten Dairi.
“Tema ‘Tribe and Nature’ ini sengaja disinkronkan dengan tema Festival Danau Toba (FDT) yang akan digelar 5 sampai 8 Desember 2018, di Silahisabungan. Dalam FDT, Pemkab Dairi menjadi tuan rumah. Dan sebagian penampilan Pesta Njuah-Njuah, akan diadopsi ke FDT. Jadi, Pesta Njuah-Njuah ini merupakan gladi bagi FDT,” jelasnya.
Persiapan matang pun dilakukan untuk memeriahkan Pesta Budaya Njuah-Njuah Tahun 2018. Termasuk menjalin kerjasama dari berbagai pihak. Selain itu event ini nantinya akan mengundang Pemkab Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara, Pemprov Sumut, dan Kemenpar RI. Event ini direncanakan akan dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara pada 24 September 2018. Lokasinya di Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang.
Keseruan rangkaian acara akan diawali dengan parade kirab budaya. Parade ini akan melibatkan OPD, sekolah, komunitas, dan masyarakat. Parade ini akan dimulai di jalan Sisingamangaraja Sidikalang persis di depan Kantor Bupati Dairi menuju Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang.
“Pesta akan diisi dengan berbagai kegiatan lomba. Seperti fashion show, fashion carnival, festival band, permainan tradisional (margalah, marjalengkat, gasing), mewarnai gerga (ornamens) memasak masakan khas Pakpak, serta pada malam seni budaya Pakpak. Pengunjung akan dihibur dengan sendra tari Pertaki-3 binaan Disparbud Dairi. Ada juga pagelaran dari berbagai komunitas atau sekolah di komplek Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang,” terangnya.
Acara penutupan pun dijamin makin meriah dan padat. Rencananya, penutupan dilakukan di Stadion Utama Panji pada 29 September 2018. Rangkaiannya ini diawali dengan parade dengan membawa ‘luah’ atau hasil bumi dari seluruh masyarakat se-Kabupaten Dairi. Hal ini merupakan ungkapan Rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atau raja.
“Ada juga paparan budaya Pakpak dan acara sendihi yang merupakan salah satu cerminan kekayaan budaya Pakpak,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo, menyebut Pesta Budaya Njuah-Njuah sebagai event yang luar biasa. Sebuah event yang akan menggali, melestarikan, mengembangkan serta mempromosikan seni budaya Pakpak.
“Sehingga jati diri Kabupaten Dairi dapat terangkat melalui seni dan budaya. Sekaligus aset daerah memperkaya kebudayaan nasional yang diharapkan mampu menarik kunjungan wisnus dan wisman serta meningkatkan pendapatan masyarakat Dairi,” ungkap Arie.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sependapat dengan Arie. Menurutnya kekayaan budaya Batak sudah tak terbantahkan. Budayanya selalu mampu menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang. Dan itu makin melengkapi pesona alamnya yang luar biasa.
“Soal pesona, Danau Toba itu tak terbantahkan. Baik itu budaya maupun alamnya. Dan itu semua didukung dengan aksebilitas dan amenitas yang makin mumpuni. Silahkan kosongkan jadwal Anda dan buktikan sendiri. Abda pasti tidak akan menyesal,” ujar Menpar Arief Yahya. (sp/rendra djadi | foto : istimewa)