Ibarat lapangan sepak bola, teknologi internet masih digunakan di lahan yang sangat terbatas. “Kita masih berkutat di kotak penalti. Selebihnya belum dieksplorasi,” jelas Hendro D. Laksono, Pimpinan indonesiaimages.net, dalam Workshop Digital Storytelling, Sabtu (8/4/2017), di Artotel Surabaya.
Dikatakan, banyak riset menyebutkan, pengguna internet masih keasyikan di lahan sosial media. “Tentu tidak salah. Tapi tidak efektif dan efisien. Saya masih percaya, web yang dimiliki korporat, institusi pendidikan, lembaga sosial, dan lain-lain, bisa dioptimalkan lewat konten multimedia,” jelasnya didepan 12 peserta workshop.
Karena, lanjutnya, menurut riset, potensi web dengan konten visual akan lebih dilirik pembaca hingga 94 persen. Konten yang dimaksud meliputi foto, video, infografis, map, dan audio. “Mahal? Tentu tidak. Banyak layanan gratis tersedia. Kita saja yang belum melirik,” tegasnya.
Senada dengan hal ini, Mamuk Ismuntoro, editor photo indonesiaimages.net sekaligus pendiri Komunitas Matanesia mengatakan, aspek foto bisa dioptimalkan dengan banyak cara. Tentu saja, salah satunya adalah memperkuat kualitas foto yang ada.
Di depan peserta yang memiliki latar belakang pelajar, karyawan swasta, PNS, dan profesional komunikasi ini, Mamuk menjelaskan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam foto. Mulai dari jenis photo story dan ciri-cirinya, teknik dasar bercerita, dan elemen dalam dalam photo story.
“Kita selalu berpikir kalau ide photo story berada jauh dari kita. Sehingga saat menentukan tema suka kerepotan. Nyatanya tidak. Kisah-kisah menarik itu sering ada justru di sekitar kita,” paparnya.
Mamuk juga mengingatkan, banyak orang terjebak pada pemikiran bahwa kualitas foto sangat bergantung pada tool yang digunakan. “Sebenarnya tidak. Banyak karya bagus justru lahir dari kamera biasa saja,” ingat Mamuk.
Workshop berakhir pada pukul 17.00 WiB. Sebelumnya, peserta diajak mengusulkan personal project untuk dikerjakan di 7 hari menjelang evaluasi pada 16 April 2017 mendatang.
Foto : Anwar Sadat