Industri wisata Kota Surabaya terus menggeliat. Di beberapa tempat, wisatawan mulai datang ke berbagai destinasi pilihan, di antaranya di Masjid Ampel Surabaya.
Kawasan wisata religi sekaligus salah satu bangunan bersejarah kota ini memiliki makna yang dalam. Tidak hanya bagi warga Kota Surabaya, tapi juga masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam.
Karena sesuai namsnya, masjid ini merupakan peninggalan Sunan Ampel, salah satu anggota wali sanga atau wali sembilan, penyebar agama Islam di Indonesia.
Sunan Ampel adalah putra Syekh Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy dengan Dyah Candrawulan. Ia lahir tahun 1401 di Kerajaan Champa. Seiring perjalanan waktu, saat sejarah modern memperkenalkan Encyclopedia Van Nederlandesh Indie, diketahui jika Kerajaan Champa adalah kerajaan kuno yang terletak di Vietnam hingga Laos sekarang.
Ibrahim As-Samarqandy, ayah Sunan Ampel, adalah putra Jamaluddin Akbar al-Husaini. Jika diruntut dari sejarah Majapahit, diketahui pula jika Sunan Ampel merupakan keponakan Dyah Dwarawati, istri Bhre Kertabhumi raja Majapahit.
Catatan sejarah yang lain menyebutkan, Sunan Ampel juga dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu Haji Bong Tak Keng, suku Hui beragama Islam dengan mazhab Hanafi yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Tionghoa di Champa oleh Sam Po Bo.
Masjid Ampel sendiri dikenal sebagai masjid kuno yang terletak di Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya. Diperkirakan masjid kuno ini berdiri pada 1421.
Sampai sekarang, masjid ini aktif digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Dan perlahan tapi pasti, Masjid Ampel menghidupi kawasan ini dengan menumbuhkan sentra ekonomi berupa pasar tradisional, pusat kuliner, kerajinan, dan masih banyak lagi.