Ribuan peserta yang terdiri dari 15 pengusaha tenun, 40 talent peragaan busana, serta perwakilan dari masing-masing RT di Desa Troso memadati acara Troso Festival yang berlangsung meriah.
Festival ini menjadi upaya nyata dari pemerintah desa untuk melestarikan dan membangkitkan produksi tenun troso yang sempat meredup pada masa pergantian pemerintahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden Jokowi.
Menurut Abdul Basyir, petinggi Desa Troso, pemerintah desa memandang perlunya upaya khusus untuk menjaga dan mempromosikan kekayaan tenun troso. Sejak diadakan pertama kali, Festival Troso telah membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan produksi tenun troso.
Abdul Basyir menyampaikan contoh nyata dari keberhasilan Festival Troso ini. Saat perayaan ulang tahun BCA, pesanan tenun troso mencapai 4.300 potong. Bahkan, setelah dipasarkan melalui internet, pesanan juga datang dari Bali, Lombok, dan Tanah Abang.
Setelah mengalami masa vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, Troso Festival akhirnya kembali diadakan pada tahun ini dengan semangat yang membara.
Tidak hanya melibatkan pengrajin tenun, festival tahun ini juga memperluas jangkauannya dengan mengundang pengrajin anyaman bambu.
Melalui perayaan ini, Desa Troso berharap dapat memberikan platform yang lebih luas bagi pengrajin tenun dan anyaman bambu untuk memamerkan karya-karya mereka kepada masyarakat luas.
Troso Festival menjadi sarana yang efektif dalam mempromosikan keunikan dan keindahan tenun troso serta anyaman bambu sebagai warisan budaya Indonesia yang tak ternilai.
Selain itu, festival ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan semakin terkenalnya produk tenun troso dan anyaman bambu melalui festival ini, diharapkan akan tercipta peluang bisnis baru dan peningkatan pendapatan bagi pengrajin dan masyarakat desa Troso secara keseluruhan.
Dengan kembali digelarnya Troso Festival, semangat untuk melestarikan serta memajukan industri tenun dan anyaman bambu di Desa Troso semakin kuat.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan perayaan, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam memperkuat identitas budaya dan ekonomi lokal.