Speed! Kecepatan, itu menjadi faktor penting dalam persaingan ke depan. Siapa yang cepat akan mengalahkan yang lelet, bukan lagi yang besar menenggelamkan yang kecil. Seluruh stakeholder pariwisata Banyuwangi, Kementerian Pariwisata dan Angkasa Pura II sebagai operator bandara juga ngebut dan yakin bisa on schedule dengan program IMF World Bank Annual Meeting 2018.
Bandara Banyuwangi (BWI) pun telah ditetapkan salah satu “tuan rumah” selain Bali di Annual Meeting (AM) IMF-World Bank ini. Momen kedatangan ribuan delegasi dari dunia itu, membuat rute penerbangan Banyuwangi-Denpasar juga bakal dipercepat untuk dibuka.
Inilah mimpi semua stakeholder pariwisata di Banyuwangi. Maret lalu, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, menilai Banyuwangi sudah siap menyambut delegasi IMF-World Bank.
Saat itu, Menko Luhut sudah mengecek kesiapan Banyuwangi bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
“Saya pikir setelah berkunjung Banyuwangi ini, kami senang. Banyuwangi sudah baik, oke, dan siap menerima delegasi internasional. Bahkan, setelah berkunjung ke sini, saya jadi semakin yakin bahwa Indonesia sebagai tuan rumah ini bisa dijual dengan hebat ke delegasi dari 189 negara,” jelas Luhut.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun antusias mendukung dibukanya rute penerbangan Banyuwangi-Denpasar itu. Menurutnya, rute tersebut dapat mendukung paket wisata ke Banyuwangi. Terutama bagi delegasi dan keluarganya saat momen Annual Meeting IMF-World Bank Oktober mendatang.
“Kami akan mengirim surat ke Kemenhub. Ini ada misi khusus agar peserta pertemuan tahunan para ekonom dunia ini bisa berkunjung ke Banyuwangi dengan lebih mudah. Saya harap teman-teman di Kemenhub bisa menyediakan slot waktu di Denpasar,” kata Menpar, Rabu (13/6).
Menpar Arief Yahya berharap penerbangan Banyuwangi-Bali bisa terealisasi Juli 2018. Sehingga, operasional penerbangan bisa berjalan lancar saat even IMF. Menurutnya, Bandara Banyuwangi memiliki banyak slot luang, sedangkan di Ngurah Rai yang perlu diupayakan. Maskapai NAM Air serius menggarap rute ini.
“Slot time yang di Ngurah Rai yang perlu diupayakan. Sudah ada maskapai yang siap menerbangi rute ini. Saya sudah bertemu NAM Air. Rencana akan kita dorong secepatnya ada penerbangan ini,” kata Menpar Arief Yahya.
Selain penambahan slot time maskapai, sejumlah perbaikan juga dilakukan di Bandara Banyuwangi, seperti penambahan luas apron menjadi 23.000 meter persegi.
Perluasan apron ini, juga diikuti pekerjaan penebalan runway (overlay) dari PCN 27 menjadi 56, pelebaran runway dari 30 meter menjadi 45 meter, penambahan luasan parkir 1.000 meter persegi.
Terpisah, District Manager Sriwijaya Air Banyuwangi, Chrisna, mengatakan sampai saat ini pihaknya masih on the track.
“Untuk pembukaan rute itu kita masih on the track. Yang artinya, kita pun yakin rute ini bisa bergulir Juli 2018. Tapi, kita masih menunggu pengurusan ISM (International Safety Management). Karena sedang libur, mungkin ISM baru bisa diurus setelah Lebaran, atau setelah 21 Juni,” paparnya.
Diakui Chrisna, NAM Air sudah mendapatkan slot time di Bandara Banyuwangi. “Tapi kita belum dapat untuk Bandara Ngurah Rai. Jika sudah dapat masih ada beberapa tahapan lagi yang harus kita selesaikan. Tapi untuk sementara ini saya bisa kasih tahu jika kami masih on the track,” jelasnya.
Sementara, Biro Perjalanan Wisata di Pulau Dewata juga menanti dibukanya rute penerbangan Bali-Banyuwangi. Adanya penerbangan ini bisa meningkatkan kunjungan wisata ke kedua daerah tersebut hingga 10%.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali I Ketut Ardana mengatakan, dengan dibukanya penerbangan langsung ini, maka kombinasi paket wisata Bali-Banyuwangi akan semakin mudah terjual.
“Wisatawan yang ditarget adalah yang memiliki length of stay cukup panjang. Yakni lebih dari 4 hari seperti wisatawan Australia maupun Eropa. Bayuwangi lumayan menarik untuk bisa dikombinasikan dengan Bali,” kata Ketut Ardana. (sp/julia ts | foto : istimewa)