PT Angkasa Pura II (Persero) menetapkan 2021 sebagai periode pemulihan bisnis (Business Recovery), setelah pada tahun lalu merupakan periode mempertahankan bisnis (Business Survival) di tengah pandemi COVID-19.
Di dalam periode Business Recovery ini perseroan menjalankan tiga program yang juga bertujuan untuk mendorong bergairahnya sektor penerbangan nasional dengan memberikan pengalaman jauh lebih baik bagi pelanggan/traveler.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan tiga program tersebut adalah Leapfrogging The Corporation, Lean Operation dan Leading Digital.
“Melalui Leapfrogging The Corporation, PT Angkasa Pura II akan menciptakan bisnis baru dan membangun ekosistem yang lebih besar. Contohnya, dibukanya hotel bintang 4 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta baik di area domestik dan internasional. Peluang menciptakan bandara sebagai pusat MICE juga dapat diwujudkan dengan adanya hotel ini. Perseroan juga tetap konsisten dengan program cost leadership dan upaya upaya menyiapkan model bisnis yang berbasis ekosistem kebandarudaraan (airport ecosystem-based business model)”.
“Sementara itu lewat program Lean Operation, akan dilakukan optimalisasi sumber daya di bandara guna meningkatkan kualitas layanan dengan tetap mengedepankan safety, security, service through compliance dan environment sustainability. Implementasi Airport Collaborative Decision Making [ACDM] akan membuat seluruh stakeholder dapat secara optimal memanfaatkan seluruh sumber daya di bandara melalui pendekatan pemanfaatan infrastruktur bersama, kolaborasi sumber daya dan pengggunaan platform operasi bandara secara bersama,” jelas Muhammad Awaluddin.
Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin mengatakan pada tahun ini perseroan juga akan mempercepat proses digitalisasi sistem kebandarudaraan melalui program Leading Digital.
“Perseroan pada tahun ini harus mampu memanfaatkan teknologi yang terintegasi untuk memberikan digital experience bagi seluruh stakeholder. Pada tahun ini kami akan memperkenalkan konsep Airport ID bagi stakeholder bandara dengan berbasis implementasi Know Your Customer [KYC],” ujar Muhammad Awaluddin.
Di dalam mencapai target Business Recovery, PT Angkasa Pura II juga memaksimalkan sinergi anak usaha yakni PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Aviasi, PT Gapura Angkasa, serta PT Angkasa Pura Solusi bersama dengan anak usaha PT Angkasa Pura Solusi Integra dan PT Angkasa Pura Sarana Digital.
Tiga program utama PT Angkasa Pura II pada tahun ini diharapkan dapat membawa perseroan hingga mencapai kondisi seperti sebelum adanya pandemi COVID-19.
Adapun dimulainya program vaksinasi di Indonesia pada tahun ini akan turut mendukung pemulihan di sektor penerbangan nasional.
“Pemulihan sektor penerbangan nasional juga didorong cukup besarnya pasar domestik di Indonesia. PT Angkasa Pura II juga mengupayakan agar sektor penerbangan dapat tetap berkontribusi di dalam mendukung aktivitas masyarakat,” ujar Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin menambahkan, “Melalui tiga program utama dan faktor lain seperti pemulihan ekonomi nasional, kami memperkirakan jumlah pergerakan penumpang di bandara-bandara PT Angkasa Pura II pada 2021 dapat mencapai 45 juta penumpang atau naik sekitar 27% dibandingkan dengan 2020 sebanyak 35,54 juta penumpang. Sementara, pergerakan pesawat tahun ini diproyeksikan 550.000 pergerakan atau naik sekitar 33%.”
Jumlah pergerakan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta akan tetap menjadi yang paling besar dibandingkan dengan bandara-bandara perseroan lainnya, di mana diperkirakan akan berkisar 27 juta penumpang hingga 31,5 juta penumpang.