Berangkat dari keinginan untuk saling berbagi perkembangan seni di masing-masing kota asalnya, 15 seniman muda dari Semarang, Solo, Surabaya, dan Pasuruan yang tergabung dalam Koalisi Berseni, menggelar pameran bertajuk “Art Akulturasi” di Galeri Seni House of Sampoerna, 1 hingga 23 April 2016.
Tema Art Akulturasi dipilih dalam pameran pertama mereka sebagai penanda langkah awal dari pergerakan yang terbentuk oleh seniman muda dari beberapa kota ini. Dengan perbedaan latar belakang diciptakan beragam karya bermuatan lokal dari daerah asal masing-masing seniman yang kemudian dikemas secara apik kedalam 30 karya seni rupa lukis, drawing, monoprint, seni grafis dan ilustrasi.
Suvi Wahyudianto seniman asal Surabaya berdarah Madura menggelar karya yang diaplikasikan dalam bentuk monoprint on canvas berupa graphis bergambar sarung, kopiah hitam, batu dan kulit sapi dan diberi judul “Jhi_mmat”. Karya unik ini bercerita tentang kepercayaan orang Madura terhadap hal-hal supranatural.
Lain halnya dengan karya Achmad Toriq seniman asal Pasuruan yang mengilustrasikan Pertapaan Gajah Mungkur di lereng Penanggungan dengan gaya futuristic dan diberi judul “Negeri diatas Awan”. Sedangkan Ebby Dwijaya membawa tema yang sedang trend dikalangan masyarakat saat ini yaitu delivery order. Nampak pada karyanya seorang wanita sedang duduk menunggu pesanan rujak cingur dan diberi judul “Mupeng Cingur”.
Koalisi Berseni merupakan suatu gerakan yang dicetuskan oleh Ebby Dwijaya yang berkeinginan untuk menyatukan seniman muda berpotensi dari berbagai wilayah. “Pameran Art Akulturasi ini dibuat agar para seniman berfikir lebih terbuka terhadap budaya lokal setiap daerah, serta tetap berkaca pada perkembangan kesenian disetiap wilayah Indonesia” ujar Ebby Dwijaya selaku ketua pameran.
Selain Suvi Wahyudianto, Achmad Toriq dan Ebby Dwijaya, seniman lain yang turut berkarya pada pameran ini adalah Agung Prabowo, Anis Kurniasih, Danni Febriana, Galih Reza Suseno, Garis Edelweiss, Husni Mubarok, Lail Lafi Iliyun, Nahyu Rahma F, Ragil Adi, Thomas Hanandry, Tobing Dewi, Wahyu Eko Prasetyo. (FOTO : ISTIMEWA)