Surabaya beranjak siang. Kesibukan di kawasan Jl Jagalan makin terasa. Kendaraan berlalu lalang, juga aktifitas jual beli di toko dan kedai yang ada di sana. Pembeli datang satu-satu, bahkan ada yang rela berjubal untuk antre. Di antara toko-toko itu, ada yang khusus menjual obat dan ramuan tradisional Cina. Salah satunya Toko Obat Ban Sen Tong.
Toko obat yang legendaris ini berdiri sejak tahun 1930-an. Tapi ada yang percaya, toko ini sudah ada sebelum itu. Mungkin karena pengelolanya yang sudah turun temurun. Alias warisan dari pemilik sebelumnya.
Toko obat ini juga tidak pernah berubah dari dulu. Bahan-bahan yang dijual merupakan bahan impor yang dikirim langsung dari Tiongkok. Maklum, toko ini hanya menjual obat berdasar resep dari sinshe. Sumber di toko ini berkisah, obat tradisional yang dijual di tempat ini tak beda dengan jamu dari Indonesia. “Hanya saja bahan-bahannya yang beda, tanaman yang dipakai adalah tanaman yang hanya dapat tumbuh di daerah Tiongkok,” katanya.
Kondisi ini, lanjut dia, disebabkan oleh perbedaan kualitas tanah dan sirkulasi udara yang sangat mempengaruhi sistem pertumbuhan tanaman.
Layanan pengobatan alternatif yang disodorkan Ban Seng Tong disuguhkan berdasar pengetahuan tentang farmasi Cina. Yakni mengandalkan bahan-bahan alami dari tanaman berkhasiat, yang sudah dipelajari dan dipercaya sejak ratusan tahun silam. Kehadiran pengobatan Cina di Nusantara sendiri datang bersamaan dengan pedagang Cina yang datang ke Indonesia. (naomi putri fn, meybelin as)