Maskapai Garuda Indonesia resmi membuka rute Singapura-Bandung, Minggu (2/12). Maskapai pelat merah ini membuka frekuensi sebanyak 4 kali seminggu (Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu). Armada yang digunakan adalah B737-800NG berkapasitas 150 kursi economy class dan 12 kursi business class di setiap penerbangannya.
Pembukaan rute ini adalah komitmen Garuda Indonesia mendukung pengembangan perekonomian Kota Bandung. Khususnya, dalam menggerakkan sektor pariwisata, perdagangan dan investasi.
“Adapun layanan penerbangan ini nantinya kami harapkan akan mempermudah akses para wisatawan internasional menikmati keragaman budaya Bandung. Kami optimistis dibukanya layanan penerbangan ini dapat memaksimalkan potensi kunjungan wisatawan Bandung di tahun-tahun mendatang,” jelas Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah.
Rute penerbangan Bandung-Singapura akan diberangkatan dari Bandar Udara Internasional Husein Sastra setiap hari Senin, Rabu Jumat dan Minggu. Menggunakan nomor penerbangan GA 844 pada pukul 12.50 Local Time dan akan tiba di Singapura pada pukul 15.55 Local Time.
Sementara, penerbangan Singapura-Bandung akan berangkat dari Bandara Internasional Changi Singapura. Menggunakan nomor penerbangan GA 845 pada pukul 11.00 dan akan tiba di Bandung pada pukul 12.00 Local Time.
“Sejalan dengan target kunjungan 7 juta wisatawan ke Kota Bandung tahun 2019. Kami harapkan pembukaan rute penerbangan langsung Bandung-Singapura pp ini dapat berkontribusi dalam peningkatan kunjungan lifestyle traveler dari Singapura. Mengingat Kota Bandung juga turut dikenal sebagai creative and fashion city terkemuka di Indonesia yang tentunya menjadi potensi tersendiri bagi kunjungan wisatawan asing,” papar Pikri.
Sebelumnya, Garuda Indonesia sudah melayani empat rute penerbangan dari dan ke Bandung. Antara lain Bandung-Surabaya, Bandung-Denpasar, Bandung-Bandar Lampung-Palembang, dan Bandung-Surabaya.
“Dioperasikannya rute Bandung-Singapura ini juga kami harapkan dapat menyediakan pilihan ragam penerbangan. Terutama melalui akses langsung penerbangan dari Singapura yang dikenal sebagai salah satu pusat perekonomian di Asia Tenggara,” pungkas Pikri.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Ida Hernida sangat senang dengan hadirnya rute ini.
“Saya harus mengucapkan terima kasih juga kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya. Karena, beliau turut membuka akses pariwisata di wilayah Jawa Barat. Jawa Barat harus semakin membenahi sektor pariwisata dengan hadirnya rute ini,” katanya.
Ida tak lupa memberikan apresiasinya kepada Garuda Indonesia. Ia pun berharap Garuda bisa membawa lebih banyak wisatawan mancanegara ke Jawa Barat.
“Harapannya, tentu rute ini akan membuat kehadiran wisatawan mancanegara ke Jawa Barat lebih banyak lagi. Dan Jawa Barat semakin dikenal luas di mancanegara,” papar Ida.
Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Infrastruktur Pariwisata Judi Rifajantoro yang didampingi Robert Waloni Tenaga Ahli Menpar Bidang Aksesibilitas Udara mengatakan, rute baru ini merupakan bagian upaya bersama antara Kemenpar dengan maskapai Garuda Indonesia. Tujuannya mencapai target 20 wisman di 2019.
“Singapura merupakan salah satu hub internasional paling ramai sekaligus juga hub terdekat ke Indonesia. Dengan adanya penerbangan langsung dari Singapura, Bandung merupakan tujuan liburan singkat yang sempurna,” ujar Judi.
Hal senada disampaikan Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani. Masa depan pariwisata Bandung dan Jawa Barat akan cerah. Apalagi Jawa Barat segera mempunyai KEK Pangandaran dan Sukabumi.
“Kawasan wisata Jawa Barat dijagokan meraih jumlah kunjungan wisman yang besar. Apalagi didukung destinasi yang tertata rapi berkelas internasional, terawat indah sustainable, dan masyarakat yang semakin sejahtera oleh pariwisata. Ini yang akan kita wujudkan,” ujar Giri.
Layanan penerbangan ini, lanjutnya, diharapkan akan mempermudah akses para wisatawan internasional menikmati keragaman budaya Bandung dan Jawa Barat.
“Kami optimistis dibukanya layanan penerbangan ini dapat memaksimalkan potensi kunjungan wisatawan Bandung dan Jawa Barat di tahun-tahun mendatang,” jelas Giri.
Sedangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya membuktikan komitmen membantu daerah yang serius terhadap pariwisata. “Daerah yang serius akan mendapatkan perhatian serius juga,” katanya.
Menteri Pariwisata juga senang dengan corporate action Garuda Indonesia ini. Menempatkan Singapura sebagai hub, itu sudah pas. Faktanya, Singapura memang negara hub, tempat jutaan orang transit setiap tahun. Indonesia diuntungkan juga berada di dekat negara hub. Karena limpahan dari pengunjung Singapura itu sudah bisa melebar, dan itu bukan hanya warga negara Singapura.
“Singapura sudah sukses dengan posisinya sebagai pusat financial services. Kita harus membuka pintu dengan pariwisata dulu, sebelum masuk dan mengembangkan ke sektor komersial yang sama. Berawal dari pariwisata, ciptakan ekosistem yang kondusif dulu, hidupkan bisnis berbasis pariwisata, promosikan yang kuat, kelak itu akan membuka pintu global,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengakui, kolaborasi Kemenpar dan Garuda sebenarnya sinergi yang pas. Pariwisata membutuhkan connectivity, dan Negara kepulauan seperti Indonesia mutlak butuh airlines. Garuda juga tidak bisa berdiri sendiri.
Kalau berdiri sendiri, ucap Menpar, Garuda tidak akan bisa mengalahkan Qatar Airlines, Emirates Airlines dan Etihat Airlines. Karena mereka tidak semata-mata berbisnis di transportasi udaranya. Mereka disupport pemerintah, dalam bentuk investasi atau subsidi untuk kepentingan airbridge atau jembatan udara.
“Karena itu, bersaing dengan mereka tidak mudah. Mereka sangat agresif dan berkepentingan meramaikan negaranya untuk menaikkan value negaranya. Terima kasih Garuda atas dukungannya untuk pariwisata,” pungkas Menpar Arief Yahya. (julia tri sarasdewi | foto : dok kemenpar)