Performa sektor logistik, terus digenjot untuk memacu pertumbuhan ekonomi negara. Salah satunya pada kinerja pelabuhan sebagai simpul penting distribusi barang dalam rantai pasok perdagangan. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I yang naik dari 5,01% di tahun 2017 menjadi 5,06% pada periode yang sama tahun ini, juga terindikasi pada kinerja logistik. Arus kapal dan barang di Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Banjarmasin yang dioperatori Pelindo III meningkat sepanjang triwulan I tahun 2018,” papar CEO Pelindo III Ari Askhara, di Surabaya, Senin (28/5).
Berdasarkan catatan Pelindo III untuk triwulan I tahun 2018, arus kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya meningkat 39% atau dari 2.375 unit pada tahun 2017 menjadi 3.297 unit pada tahun 2018. Arus kapal tersebut dalam satuan gros ton melonjak 56% atau dari 16,9 juta gros ton pada tahun 2017 menjadi 26,5 juta gros ton. Arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya meningkat dari 126.693 boks atau setara 140.361 TEUs menjadi 138.603 boks atau setara 152.769 TEUs pada 2018 atau tumbuh 9%. Arus pengiriman hewan juga meningkat dari 1.982 ekor di tahun 2017 menjadi 2.699 ekor atau meningkat 36%.
Kemudian realisasi arus barang dalam satuan meter kubik tercatat sebesar 186 ribu meter kubik atau tercapai 186% di atas target proyeksi yang sebesar 110 ribu meter kubik. Sedangkan arus barang dalam satuan ton sebesar 2,7 juta ton terealisasi 85% dari target proyeksi yang sebesar 3,2 juta ton. “Meski begitu hal tersebut (di bawah target) bukan semata karena penurunan, salah satunya karena bongkar muat food grain (bahan makanan curah) dipindah ke Terminal Teluk Lamong (TTL) karena kapal yang digunakan membutuhkan draft (kedalaman kolam pelabuhan) yang lebih dalam. Pelindo III memang telah membangun fasilitas silo khusus untuk food feed grain di TTL agar lebih bersih dan efektif,” jelas Ari Askhara.
Tren Kapal Besar
Dari Semarang, CEO Pelindo III Regional Jawa Tengah, Ardhy Wahyu Basuki, memaparkan peningkatan kinerja yang juga positif di Pelabuhan Tanjung Emas. Peningkatan arus barang disokong oleh tren penggunaan kapal yang berukuran semakin besar. Hal tersebut terlihat pada realisasi arus kapal selama triwulan I tahun 2018 sebesar 6,1 juta gros ton atau 103% di atas target yang sebesar 6 juta gros ton. Juga di atas realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar 5,7 juta gros ton atau meningkat sebesar 8%.
Arus barang sepanjang triwulan I melebihi target yang diproyeksikan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut tercatat sebesar 1,14 juta ton dan 193 ribu meter kubik di tahun 2017 yang meningkat menjadi 1,26 juta ton dan 226,7 ribu meter kubik di tahun ini. Dengan persentase pelampauan target arus barang sebesar 110% dalam satuan ton dan 117% dalam satuan meter kubik.
“Tercapainya target arus barang dikarenakan peningkatan barang-barang impor general cargo, khususnya heavy cargo seperti roda-roda mesin dan besi baja. Untuk peningkatan arus barang dalam negeri di dermaga umum, berupa komoditas curah kering seperti batubara dan pasir,” jelas Ardhy Wahyu Basuki.
Tren Kontainerisasi
Di Pelabuhan Banjarmasin yang menjadi gerbang logistik utama di selatan Pulau Kalimantan, Pelindo III mencatatkan capaian yang signifikan. Seperti diungkapkan oleh CEO Pelindo III Regional Kalimantan Recky Julius, target arus kunjungan kapal selama triwulan I yang diroyeksikan sebesar 3.587 unit tercapai hingga 6.721 unit atau 187% daripada target. Pelampauan tersebut juga terlihat dari satuan bobot kapal. Dari target 11,5 gros ton, terealisasi 13,6 juta gros ton atau tercapai hingga 118%.
Sementara itu dari sisi arus peti kemas, BUMN jasa kepelabuhanan tersebut juga mencatatkan capaian positif. Realisasi arus peti kemas yang ditangani di Terminal Peti Kemas Banjarmasin (TPKB) tercatat 104,6 ribu TEUs atau tercapai 105% di atas target yang ditetapkan sebesar 104,7 ribu TEUs. “Hal tersebut menunjukan tren kontainerisasi dalam pengiriman barang di TPKB meningkat. Perusahaan pelayaran di Banjarmasin mulai beralih dari semula lebih banyak menggunakan peti kemas berukuran 20 feet menjadi ukuran 40 feet yang lebih besar dan lebih efisien,” kata Recky Julius. (sp/romi | foto : istimewa)