Kapal curah kering berbobot mati hingga 82.951 ton, MV Bulk Japan, menjadi kapal terbesar yang pernah sandar di Terminal Teluk Lamong (TTL), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Adanya terminal semi-otomatis dan ramah lingkungan milik Pelindo III tersebut mulai mendatangkan kapal-kapal berukuran besar. “Investasi pada pembangunan infrastruktur sektor maritim mulai membuahkan hasil. Semakin besar ukuran kapal yang sandar, akan semakin besar potensi efisiensi yang bisa didapat oleh pelaku industri logistik,” kata Direktur Utama TTL, Dothy, Selasa (27/2), dalam siaran pers.
Dothy mengungkapkan, kesiapan infrastruktur pelabuhan dan efektivitas operasional bongkar muat menjadi faktor penting menarik minat kapal-kapal internasional berukuran besar untuk langsung sandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia, tanpa transit di negara lain. “MV Bulk Japan yang berbendera Liberia dengan ukuran panjang kapal 228,29 meter membutuhkan kedalaman -12,3 meter. TTL sangat siap melayani kapal berukuran besar, karena saat ini memiliki kedalaman kolam pelabuhan hingga -14 meter LWS (di bawah permukaan air), nantinya akan dikeruk menjadi -16 meter LWS,” ungkapnya.
Kemudian ia menambahkan, proses bongkar muatan curah kering soya bean meal (bahan pakan ternak) di TTL juga didukung peralatan berteknologi modern berupa 2 unit grab ship unloader berkapasitas hingga 2.000 ton per jam per unit. Lalu pengangkutan terintegrasi pula dengan 2 lane conveyor langsung ke silo dan gudang berkapasitas total hingga 200.000 ton.
Dalam kondisi cuaca yang mendukung, kecepatan kinerja di TTL bisa mencapai rata-rata 20.000 ton per hari, sehingga untuk kapal berkapasitas sejenis bisa selesai bongkar plus pembersihan hanya dalam maksimal 4 hari. “Kapal MV Bulk Japan asal Brazil mempercayai TTL untuk menjadi single port (satu-satunya destinasi pelabuhan) di Indonesia untuk membongkar seluruh muatan,” tambahnya.
Kapten kapal MV Bulk Japan, Capt. Rosauro L. Bacus Jr., ketika sandar dan disambut oleh seluruh direksi TTL pada Jumat (23/2). Ia bahkan sempat memakai udeng atau hiasan kepala khas Jawa Timur yang disematkan oleh direksi TTL yang turut naik ke anjungan kapal. Ia mengungkapkan, kualitas layanan dan kesiapan peralatan TTL sudah excellent, sehingga pelayanan (bongkar muatan) di terminal dapat dilakukan dengan cepat. Kapten kapal internasional tersebut bahkan
“Selain itu, pelayanan pemanduan saat kapal memasuki Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) juga profesional,” katanya. Pelayanan Pelindo III pada kapal tunda dikerjakan oleh anak usahanya, PT Pelindo Marine Service (PMS) yang pada tahun ini telah menambah 15 kapal tunda baru seri KT Jayanegara berkekuatan 1.500 dan 2.400 tenaga kuda. Dengan nilai total investasi mencapai Rp 1,15 triliun.
Pada kesempatan terpisah, VP Corporate Communication Pelindo III, Lia Indi Agustiana, di Surabaya mengatakan bahwa BUMN kepelabuhanan tersebut sedang bertransformasi untuk menjadi perusahaan global. Pelindo III juga mengusung slogan baru, ‘Beyond Port of Indonesia’. “Korporasi melakukan ekstensifikasi dengan berinvestasi tepat guna di sektor infrastruktur dan operasional pelabuhan. Agar pasar Pelindo III berkembang dan terus mendatangkan kapal-kapal internasional. Proses bisnis juga diintegrasikan dengan entitas anak usaha dan afiliasi. Sehingga ke depan tidak hanya layanan bongkar muat di pelabuhan, tetapi mencakup pemanduan dan penundaan kapal, properti, dan kawasan industri,” ujarnya. (sp/shinta r | foto : istimewa)