Saat sebagian orang berfikir kalau menikmati kopi adalah gaya hidup, di beberapa kampung di Surabaya, ngopi justru jadi tradisi. Di kawasan Rungkut, Surabaya, misalnya. Warung dan kedai kopi tumbuh subur dari waktu ke waktu. “Usai sholat Subuh berjamaah, kami berkumpul di warung kopi. Ngobrol bareng,” kata Subchan, 55 tahun. Pembicaraan itu biasanya berlangsung pendek. Karena satu setengah jam kemudian, mereka pulang ke rumah masing-masing. Ngopi, kata Subchan, adalah tradisi turun temurun di banyak kampung di Surabaya. “Kami berkumpul, berbincang santai, bersilaturahmi. Hampir setiap hari,” katanya. (foto : Jatmiko Wicaksono, Surabaya)