Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan anak usia dini dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), serta Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam bidang pendidikan keluarga. Penandatanganan naskah kesepahaman kerja sama dilakukan di Graha Utama, kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (14/9).
“Nota kesepahaman ini merupakan penanda awal upaya kita untuk mengembangkan pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga,” disampaikan Harris Iskandar, Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Dikmas dalam sambutannya pagi ini.
Menurut Dirjen Harris, sembilan puluh persen kemampuan otak kita dibentuk pada periode emas usia dini. Namun, perhatian umum masyarakat dan pengambil kebijakan masih lebih banyak diarahkan di titik hilirnya, seperti pendidikan tinggi. Dirjen PAUD dan Dikmas menegaskan pentingnya memberikan perhatian dan advokasi pada pendidikan anak usia dini, serta pendidikan keluarga yang berada di titik hulu. Hal ini sejalan dengan semangat memperkuat peran orang tua dan keluarga sebagai pendidik utama dan pertama.
Kerja sama Kemendikbud dengan dua perguruan tinggi nasional dilaksanakan melalui Southeast Asia Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP). Dengan UPI, Kemendikbud menjalin kerja sama penelitian, pengembangan, peningkatan kapasitas, pendampingan dan kemitraan dalam bidang pendidikan anak usia dini. Sedangkan dengan IPB, Kemendikbud menjalin kerja sama penelitian, pengembangan, peningkatan kapasitas, pendampingan dan kemitraan dalam bidang pendidikan keluarga.
SEAMEO CECCEP sebagai pusat ketujuh yang dibentuk SEAMEO sekaligus sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud dibentuk melalui kesepakatan para menteri pendidikan Asia Tenggara bulan Juli yang lalu. Pembangunan SEAMEO CECCEP bertujuan untuk mendukung program nasional dan melaksanakan implementasi prioritas nomor 1 dalam SEAMEO Seven Priority Areas, yakni mencapai pendidikan universal bagi anak usia dini.
Terdapat tiga pendekatan program yang dilakukan lembaga baru ini, di antaranya penelitian dan pengembangan, pengembangan kapasitas, serta advokasi dan kerja sama. Dirjen Harris berharap lembaga baru ini dapat menjadi centre of excellence pengembangan praktik baik pelaksanaan PAUD dan Pendidikan Keluarga, tidak hanya di Indonesia, namun juga di kawasan Asia Tenggara.
Rektor UPI, Asep Kadarohman, mengungkapkan kerja sama ini akan memperluas jaringan bagi akademi UPI yang bermanfaat untuk mengoptimalkan riset khususnya di bidang pendidikan anak usia dini. Menurut Asep, Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting pada pembentukan karakter. Sulit untuk mengubah karakter anak didik saat sudah dewasa.
“Ini adalah langkah maju yang dilakukan pemerintah dalam pembentukan karakter anak bangsa. Anak akan jadi seperti apa tergantung bagaimana kita mendidik ia saat masih di usia dini,” ujarnya.