Indonesia adalah tanah surga untuk kopi, dan tentu saja, penggemarnya. Betapa tidak, dari ujung Sabang hingga Merauke, dengan mudah kita bisa menemukan kopi, lengkap dengan beragam cita rasanya.
Memperkuat asumsi ini, di banyak tempat, berbagai event kopi digelar. Mulai dari yang berkelas lokal, hingga internasional. Diantaranya, Festival Kopi Nusantara yang diadakan di lereng Gunung Ijen, Bondowoso, Jawa Timur.
Dalam event yang melibatkan penghasil kopi arabika dan robusta di seluruh Indonesia ini, digelar pula lomba uji cita rasa.
Misnawi, Direktur Pusat Penelitian kopi dan Kakao Jember sekaligus salah satu juri mengatakan, peserta lomba uji cita rasa kopi adalah kelompok tani dari berbagai daerah. Penilaian, lanjutnya, meliputi kualitas, jaminan suplai kopi, dan juga pelayanan kelompok tani pada pembel, karena harga kopi 90 persen dinilai dari kualitas.
“Dalam lomba uji cita rasa kopi arabika di festival yang pertama kali diselenggarakan di Bondowoso ini adalah kelompok Suyitno asal Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso,” terang Misnawi.
“Ada keunikan di Bondowoso, karena yang dijual adalah pendatang baru yakni kopi rakyat yang dikerjasamakan dengan Perhutani sehingga lebih sulit pengawasan kepada petani-petani kopi di sini. Oleh karena itu pemerintah daerah dan juga kelompok tani di Bondowoso harus tetap menjaga kualitas kopinya,” jelasnya.
Suyitno mengaku, kelompok tani di bawah binaannya memproses kopi sesuai dengan prosedur baku mulai dari pemetikan hingga menjadi kopi OC atau berasan.
“Proses yang kami lakukan untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi yaitu, petik kopi harus sudah benar-benar masak merah segar, walaupun masak tetapi tidak segar akan disortir. Selanjutnya, kopi merah tersebut digiling pecah kulit. Setelah menjadi kopi OC atau berasan baru direndam dan dicuci, sedangkan kopi yang mengambang kami buang,” paparnya.
naskah dan foto : julian romadhon