Puluhan pelajar sekolah menengah di Surabaya berbaur membentuk lingkaran di Galeri Museum Surabaya pada Selasa (16/8). Dentuman gong, diiringi bunyi nyaring seruling bersahutan dengan teriakan dan gelak tawa pelajar yang berasal dari berbagai sekolah ini. Mereka sedang berlatih tarian topeng dengan bimbingan langsung penari asal Seoul, Korea Selatan pada acara Workshop Kesenian.
Workshop ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam Surabaya Cross Culture Festival 2016. Acara dibuka mulai jam 9 pagi dan diisi dengan pengenalan tarian khas, juga dijelaskan maksud dari tarian-tarian yang dibawakan.
Misalnya saja tarian topeng asal Seoul, yang mana warisan budaya Korea Selatan ini telah berumur 200 tahun. Tak hanya itu, tarian ini juga diiringi live musik para pemain yang mengenakan pakaian khas Kerajaan Korea tempo dulu.
Para pelajar pun nampak antusias dengan penampilan seniman mancanegara ini. Terlebih dengan adanya pelatihan singkat yang diajarkan langsung penari aslinya, membuat suasana terasa lebih akrab.
Tak sedikit dari mereka yang berebut untuk mendapatkan kesempatan ini. Mereka pun turut menari bersama, larut dalam iringan musik, juga gerak gemulai sang penari.
Ada juga siswa-siswi yang turut mengabadikan momen di ponsel pintarnya. Pun juga banyak dari mereka yang meminta foto bersama dengan para penari.
Alviona Vernica misalnya, siswi asal SMA 6 Surabaya ini mengaku senang bisa datang ke workshop ini, selain bisa bertemu dengan seniman mancanegara, acara ini juga bisa menambah pengetahuan baru. “Seneng sih, bisa ngerti budaya asing lebih dalam juga,” ujar siswi yang tak ketinggalan untuk berfoto bersama salah satu penari.
Tak perlu khawatir jika belum sempat datang ke workshop ini, pasalnya, para penari setiap harinya akan menampilkan performanya di Taman Bungkul dan Taman Jayengrono. Nantinya, penampilan akan dilakukan selama satu setengah jam, mulai jam 4 hingga setengah 5 sore.
naskah dan foto : hilda meilisa rinanda