Meski sudah ratusan kali melewati Jalan Tunjungan yang termasyur di Surabaya, tak semua orang, bahkan warga Surabaya sekalipun, mengaku pernah mendengar nama Kampung Ketandan. Selain tempatnya yang memang tersembunyi, kampung lama ini jelas kalah berkilau jika dibanding kawasan bisnis dan perdagangan yang mengelilinginya.
Ya, kampung ini dibatasi Jalan Tunjungan di sebelah timur, Jalan Embong Malang sebelah selatan, Jalan Blauran sebelah barat, dan Jalan Praban di sisi utara.
Ingin mengeksplorasi kampung ini, coba masuk dari Jalan Tunjungan. Lalu masuk di sebuah gang, di deretan toko tua Lalwani dan Isardas yang telah tutup. Sekilas yang muncul adalah kampung padat khas Kota Pahlawan, sampai nampak penanda arah masjid tua.
Di Kampung Ketandan, kita akan disuguhi suasana kampung lama Surabaya yang bersih. Lengkap dengan rumah-rumah lama, pintu kayu, kotak persegi sirkulasi udara di dindingnya, serta pagar besi yang di beberapa bagian nampak berkarat karena usia.
Setelah menyusuri gang selebar kurang lebih dua meter, kita akan melihat pohon beringin besar di tengah Kampung Ketandan Lor. Jalanan sepi, karena mereka yang melintas dengan motor mesti mematikan mesinnya di sini. Anak-anak bermain dengan bebas, tanpa takut kendaraan yang di tempat lain suka tiba-tiba melintas.
Romantisme Surabaya lama makin terasa. Selain suasana nyaman, untuk beberapa saat, kita akan lupa hiruk pikuk kota. Sampai saat melihat ke kejauhan, kita kembali tersadar. Bahwa sesungguhnya, kita berada di tengah kampung yang terkepung gedung-gedung tinggi.
naskah dan foto : mamuk ismuntoro
FOTO SELENGKAPNYA KLIK GALLERY