Melengkapi peringatan Hari Kartini, Himpunan Ratna Busana menggagas rangkaian event spesial bertajuk Pelangi Nusantara, di Kampus Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Rabu (27/4) pagi. Acara ini digelar bekerja sama dengan IWATA (Ikatan Wanita Tujuh Belas Agustus 1945) dan BK3S (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial) Jawa Timur.
Salah satu acara yang cukup menarik dalam Pelangi Nusantara adalah Lomba Replika Busana Nasional. Dalam lomba ini, 40 peserta unjuk kemampuan mengolah ide kreatifnya dalam membuat replika busana.
Nunik Silalahi, Ketua Himpunan Ratna Busana mengatakan, tujuan acara ini selain memperingati Hari Kartini, juga untuk memperkuat semangat nasionalisme. “Kalau nasionalisme tidak dipupuk mulai sekarang, ya jangan shock kalau warisan kita diambil negara lain,” jelasnya.
Ditanya tentang siapa sasaran dari acara ini, Nunik tegas menjawab, “Ibu. Karena ibu adalah orang pertama yang mengenalkan segala sesuatu kepada anak, kalau ibu-ibunya kuat pasti bangsanya juga akan kuat”.
Perkembangan busana Nusantara, menurut wanita ini, sebetulnya sudah cukup memuaskan. Salah satu indikatornya, kini, wanita muda sudah tidak malu mengenakan batik maupun kain dari berbagai daerah di Indonesia.
Gaya busana Nusantara yang merupakan modifikasi dari busana daerah, memiliki gaya yang sederhana. Unsur kain, selendang, selop, dan sanggul, merupakan unsur-unsur yang wajib ada di busana Nasional. “Wanita Indonesia seharusnya mencerminkan karakter atau jiwa sederhana seperti busana Nasional,” tegas Nunik.