Surabaya (indonesiaimages.net) – Pendidikan politik bagi mahasiswa sebagai pemilih pemula mendapatkan perhatian serius dalam rangka menghadapi Pemilu 2024. Hal ini disampaikan oleh Ketua Stikosa AWS, Jokhanan Kristiyono, dalam kegiatan literasi demokrasi digital yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo Jatim di kampus STIKOSA-AWS, Surabaya, pada Rabu (31/1/2024).
Jokhanan menyampaikan alasan pentingnya pendidikan politik bagi mahasiswa sebagai pemilih pemula di Pemilu 2024. Pertama, pendidikan politik membantu mengembangkan kesadaran politik. Kedua, membangun pemahaman tentang isu-isu politik. Ketiga, mengajarkan proses demokrasi. Keempat, mendorong keterlibatan aktif. Kelima, melawan penyebaran informasi palsu atau hoaks.
“Pendidikan politik bagi mahasiswa membantu membangun pondasi yang kuat bagi partisipasi demokratis di Pemilu 2024 dan masa depannya. Ini tidak hanya penting untuk menghasilkan pemilih yang lebih terinformasi dan berpikiran kritis, tetapi juga untuk memperkuat fondasi demokrasi dan pemerintahan yang berkelanjutan,” jelas Jokhanan.
Lebih lanjut, Jokhanan mengidentifikasi beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh pemilih pemula, seperti kurangnya pemahaman tentang proses pemilihan dan kurangnya informasi yang akurat tentang calon serta platform politik yang mereka dukung.
“Kurangnya pendidikan politik, informasi yang tidak terpercaya, kurangnya keterlibatan aktif, dan adanya pengaruh dari kelompok atau orang lain, sering kali menjadi masalah bagi para pemilih pemula dalam Pemilu,” terangnya.
Jokhanan menepis anggapan bahwa generasi muda, terutama Gen Z, tidak peduli dengan Pemilu. Sebaliknya, ia menyebut bahwa generasi Z menunjukkan minat yang signifikan dalam isu-isu politik kontemporer. Mereka terlibat dalam aktivisme sosial dan politik, baik secara langsung maupun melalui media sosial dan platform online.
Berdasarkan data KPU, Jokhanan mengungkapkan bahwa jumlah pemilih Pemilu 2024 mencapai 204,8 juta pemilih, dan 55% dari jumlah tersebut merupakan generasi muda. Ia mengajak para pemuda untuk mengambil peran dalam membentuk politik, karena setiap suara dan langkah memiliki dampak besar.
“Pendidikan politik adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih beradab. Mari kita ambil peran dalam membentuk politik kita, karena setiap suara dan setiap langkah kita memiliki dampak yang besar,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Provinsi Jawa Timur, Nurul Amalia. Acara diikuti oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa berbagai universitas dan siswa SMA/SMK di Surabaya. (dik)