Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Trenggalek, Jawa Timur, memanfaatkan media dalam jaringan, seperti media massa siber dan media sosial untuk meningkatkan partisipasi publik, dan tak hanya mendongkrak citra daerah.
“Banyuwangi dulu selalu menjadi bagian dari 15 kabupaten penyuplai kemiskinan tertinggi di Jawa Timur. Alhamdulillah, dengan langkah-langkah kolaborasi kami dengan media siber, dengan stakeholder di Banyuwangi, angka kemiskinan kami turun dari 20,4 persen menjadi 7,5 persen,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas, dalam webinar yang menjadi rangkaian pembukaan Konferensi Wilayah II Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, di Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (24/10/2020).
Anas bekerjasama dengan media siber agar kebijakannya bisa diterima publik. Media digital juga menghubungkan homestay yang menjadi bisnis masyarakat di sektor pariwisata dengan konsumen yang mengangkat perekonomian. “Pendapatan income per kapita Banyuwangi sekarang melonjak dari Rp 14 juta per orang per tahun menjadi Rp 51,8 juta per orang per tahun,” katanya.
Pemkab Banyuwangi tak memiliki banyak uang untuk beriklan. Media sosial dalam jaringan yang kemudian membantu, karena ada testimoni dari warga yang datang ke Banyuwangi. “Banyuwangi tidak mengiklankan destinasi. Kalau hanya destinasi yang indah, kami akan terbatas. Kami mendorong wisata inovasi yang mendorong pertumbuhan orang datang ke Banyuwangi,” kata Anas.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang juga menjadi narasumber webinar mengatakan, pemerintah dan media massa harus menyesuaikan diri dengan kemauan konsumen. “Kita ingin inovasi pelayanan ditingkatkan,” katanya.
Media massa profesional memiliki peran penting untuk mendorong kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah. “Tren media ini dalam demokrasi bukan sekadar bagaimana menjadi kontrol sosial, tapi perekat sosial. Saya juga merasakan bahwa ketika kita sering muncul di media dengan satu achievement, trust masyarakat jadi tumbuh, karena media memastikan transparansi, keterbukaan informasi, sehingga satu engagement, satu kekuatan,” kata Arifin.
Arifin berharap AMSI bisa berkolaborasi dengan Pemkab Trenggalek. “Ketika pemkab mengembangkan sesuatu, teman-teman media ini kan tahu mana angle berita yang bagus, narasi yang tepat, dan saya berharap media bisa punya beberapa terobosan dalam memberitakan,” katanya.
Arifin berharap kelak muncul TikTok journalism atau jurnalisme berbasis platform TikTok, sehingga lebih dekat dengan publik. “Itu menurut saya akan semakin terasa dekat bagi market, karena market kita ini kan diisi woman, youth, dan netizen. Semua well connected dengan internet. Kita bangun pagi pegang HP, mau tidur bangun HP. Platform-platform yang populer di masyarakat hendaknya dimasuki media, sehingga terasa dekat,” katanya.