Jauh sebelum media sosial melekat dengan hidup kita, Jalan Gula yang terletak di kawasan Bongkaran, Pabean Cantian, Surabaya, sebetulnya sudah cukup populer. Setidaknya di kalangan fotografer profesional hingga pelukis.
Di tahun 1990-an misalnya, tempat ini sudah jadi rujukan pembuatan foto pre wedding yang cukup populer. Kemudian setelah era sosial media, terlebih instagram, popularitas Jalan Gula melejit luar biasa.
Di instagram misalnya, dengan mudah kita bisa menemukan foto yang diambil di lokasi ini, atau yang menggunakan hashtag #jalangula.
Jalan Gula, sesungguhnya hanya jalur kecil di salah satu sudut kota lama Surabaya. Begitu tiba di kawasan ini, kita akan melihat dinding gedung tua yang sebagian mulai habis dimakan jaman.
Konon, tempat ini jadi salah satu pusat industri di masa Kolonial Belanda. Di tempat ini berdiri sebuah pabrik tembakau milik Belanda. Sumber indonesiaimages.net di tempat ini menyebut, dulu, kawasan ini ramai dipadati para pekerja pabrik rokok. Sayang setelah Indonesia merdeka, bangunan ini terbengkalai begitu saja.
Mengtutip eastjavatraveler.com, Jalan Gula masuk dalam Kawasan Pecinan atau perkampungan orang Tionghoa Surabaya. Pasalnya, para pengusaha asal China yang bermigrasi dan bermukim di daerah tersebut dan kebanyakan dari mereka juga beragama kong hu chu. Kelenteng-kelenteng pun banyak ditemukan di kawasan ini.
Orang Tionghoa sudah melakukan kegiatan perdagangan sejak jaman Majapahit. Lokasi ini dipilih karena dekat dengan sungai dan pusat kota, sehingga memudahkan pedagang lebih mendistribusikan barang dagang mereka.
Oleh karena itu, kawasan ini menjadi cagar budaya karena terkait dengan nenek moyang orang Tionghoa masa kini.
Kini, Jalan Gula masih berdiri dengan segenap cerita sunyinya. Meski di tiap hari, tempat ini selalu ramai dikunjungi anak-anak muda dan hobiis yang ingin membuat potret Surabaya lama. Baik untuk kebutuhan profesional, atau sekadar foto facebook atau instagram.
naskah : hendro d. laksono | foto : tiara aydin sava