{"id":4486,"date":"2016-04-17T01:52:00","date_gmt":"2016-04-16T18:52:00","guid":{"rendered":"http:\/\/www.indonesiaimages.net\/?p=4486"},"modified":"2018-01-31T14:47:34","modified_gmt":"2018-01-31T07:47:34","slug":"antena-omni-ds1-solusi-tv-hd-asli-indonesia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/indonesiaimages.net\/antena-omni-ds1-solusi-tv-hd-asli-indonesia\/","title":{"rendered":"Antena Omni-DS1, Solusi TV HD Asli Indonesia"},"content":{"rendered":"

Diluncurkan sejak setahun lalu, produk ini jadi perbincangan seru di jagad maya. Karena si kreator, Iman Pribadi, warga Tebet Barat Dalam Raya, Jakarta, memang hanya mengandalkan publikasi di sosial media dan sejumlah web jualan online.<\/p>\n

“Keunggulan produk ini, pengguna bisa mendapatkan kualitas gambar siaran HD, dan menangkap channel lebih banyak dari antena sejenis,” terang Iman. Tak hanya itu, lanjutnya, Omni-DS1 juga bisa digunakan di lingkungan yang padat penduduk. Seperti perkantoran, apartemen, wilayah perbukitan, dan sebagainya.<\/p>\n

Antena ini, lanjutnya, menjadi solusi untuk daerah yang banyak siaran TV atau memliki pemancar TV seperti Jakarta, banyak pemancar dengan titik lokasi pancaran berbeda-beda. Yang kedua adalah solusi minimnya lahan. Sehingga dengan memakai antena itu, porsi instalasi yang ribet bisa dihindari. “Antene ini juga bisa digunakan untuk indoor dan outdoor, tanpa harus putar antena ke sana kemari. Alias multi directional 360\u00b0,” tegasnya.<\/p>\n

Secara umum, spek antenna Omni-DS1 buatannya didesain untuk channel DTV 470-862MHz dan DMB 88-240MHz. Memiliki gain 8 dBi, VSWR kurang dari 2, dan impedance 75 Ohm.<\/p>\n

Sejak dipasarkan pada tahun 2015, produk ini terus diburu penikmat televisi. Maklum, imaji yang ditawarkan Omni-DS1 adalah antene berkualitas parabola namun berukuran jauh lebih mungil alias compact. Pembeli, kata Iman, tidak hanya warga Jakarta dan sekitarnya, namun dari berbagai kota di Indonesia.<\/p>\n

Salah satu kelebihan produk ini adalah kemampuannya bisa bekerja pada TV analog dan digital. Seperti diketahui, hingga saat ini, perangkat siaran digital tidak selalu tersedia di daerah-daerah tertentu di Indonesia. Tergantung provider televisinya. Tapi dengan Omni-DS, kualitas siaran digital sangatlah jauh berbeda. User serasa bisa menonton siaran HD (high definition).<\/p>\n

Untuk pemilik TV tabung atau analog, masih bisa menerima siaran digital. Asal menggunakan alat tambahan berupa set top box yang bisa bekerja di system DVB-T2. “Namun hanya siaran digital yang diterima, analognya tidak ada,” kata Iman.<\/p>\n

Keunggulan tambahan, Omni-DS dibuat dengan material plastik yang tahan cuaca. Pengujian UV Resistant bisa di atas dua tahun. Produk ini juga dibuat dengan system double fasa 1\/4 gelombang, yang memungkinkan penerimaan berjalan stabil pada daerah-daerah yang sangat rapat akan gangguan interferensi dari gelombang lain.<\/p>\n

“Produk ini juga hasil karya anak bangsa, dengan total kandungan dalam negeri hampir mendekati 100 persen. Yang luar negeri hanya kabel coaxial teflon sebagai pembagi impedansi. Selebihnya material yang dibuat di negeri ini,” bangga Iman.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Diluncurkan sejak setahun lalu, produk ini jadi perbincangan seru di jagad maya. Karena si kreator, Iman Pribadi, warga Tebet Barat Dalam Raya, Jakarta, memang hanya mengandalkan publikasi di sosial media dan sejumlah web jualan online. “Keunggulan produk ini, pengguna bisa mendapatkan kualitas gambar siaran HD, dan menangkap channel lebih banyak dari antena sejenis,” terang Iman.<\/p>\n","protected":false},"author":8,"featured_media":4487,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[41],"tags":[55,51],"aioseo_notices":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4486"}],"collection":[{"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/users\/8"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=4486"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4486\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/media\/4487"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=4486"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=4486"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/indonesiaimages.net\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=4486"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}