Pagi baru beranjak terang. Aroma hio dan dupa tercium, beriring dengan gending Jawa yang mengalun tenang. Sejumlah orang sibuk menata peralatan, mendandani Balai Desa Ketindan, Wonosari, Lawang, Malang, Jawa Timur. Maklum, sebentar lagi, rangkalan acara Ketindan Semarak Budaya 2016 akan dimulai, Sabtu (29/10/2016) pagi.
Acara dibuka dengan seremonial kepala desa naik Kereta Kencana. Dilanjutkan dengan kirab atau pawai mengelilingi desa. Ketindan Semarak Budaya, seperti disebut sumber indonesiaimages.net, adalah bagian dari kegiatan ruwat atau bersih desa.
Masyarakat mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Selain rela mengenakan busana tradisional, mereka juga sungguh-sungguh saat mengikuti tiap babak rangkaian kegiatan. Di banyak hal, suasana Majapahit terasa sangat kental.
Warga desa ini meyakini, keberadaan mereka tak lepas dari sejarah keagungan Kerajaan Majapahit. Di desa bertanah subur ini, dulu, pernah ditemukan dua prasasti. Tepatnya di lereng Gunung Lejar.
Prasati pertama, bertuliskan tahun 1314 Saka (1392 M) dan prasasti kedua bertuliskan tahun 1317 Saka (1395 M). Berdasar prasasti itu juga didapat keterangan, pada masa itu Raja Wikramawarddahana, menantu Raja Hayam Wuruk, pernah memberi perintah pada pejabat setempat untuk selalu memperhatikan rakyatnya dan memelihara lingkungan.
naskah dan foto : purwanto raas
FOTO SELENGKAPNYA KLIK GALLERY