Mandalawangi yang merupakan bagian dari perkumpulan organisasi pecinta alam Mapala UI dan Wanadri, bekerja sama dengan pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) turut berpartisipasi dalam mempercepat program vaksinasi nasional dengan mengadakan Program Vaksinasi Masyarakat Kaki Gunung.
“Kita sangat berterima kasih kepada Mandalawangi yang membantu melaksanakan vaksinasi di daerah-daerah yang terpencil, seperti masyarakat dan pelaku UMKM di wilayah kaki gunung,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, saat meninjau program vaksinasi Masyarakat Kaki Gunung Gede-Pangrango, di Selabintana, Sukabumi, Sabtu (4/9).
Menurut Teten, vaksinasi merupakan kunci pemulihan ekonomi dan dunia usaha. Di banyak negara sudah terbukti bahwa di mana semakin banyak yang divaksin, maka potensi pertumbuhan ekonomi semakin membaik pula.
“Oleh karena itu, kita harus terus membangun kesadaran masyarakat untuk divaksin,” tegas MenKopUKM.
Apalagi, lanjut Teten, banyak usaha mikro dan kecil yang sangat terdampak dari pandemi ini. Ada yang usahanya tutup, ada yang pendapatannya turun, dan sebagainya.
“Dengan vaksinasi, saya meyakini kegiatan ekonomi dan usaha bisa pulih kembali,” ulas Teten.
Bagi Teten, upaya mendukung percepatan program vaksinasi terutama bagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses, akan terus digulirkan.
“Upaya layanan vaksinasi yang dilakukan Mandalawangi menjadi harapan untuk memperluas dan mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Dan antusiasme masyarakat untuk mau divaksin semakin tinggi,” kata Teten.
Teten menambahkan, untuk mempercepat program vaksinasi, pemerintah menargetkan sebanyak dua juta orang per hari mendapatkan divaksin. Terlebih lagi, saat ini suplai vaksin sudah membaik.
Meskipun demikian, Teten mengingatkan, masyarakat harus tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan. “Tetap jaga kesehatan dan memakai masker,” tandas Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Mandalawangi Bergerak Rahmi Hidayati menjelaskan, pihaknya akan melakukan aksi serupa di kaki gunung lainnya.
“Target kami ada 10 gunung di Indonesia yang akan disasar. Setiap satu gunung diperkirakan sebanyak 3.000 orang yang akan divaksin,” ungkap Rahmi.
Rahmi menambahkan, sasaran dari aksi Mandalawangi ini adalah semua orang dan elemen masyarakat yang terkait dengan wisata alam pendakian gunung.
“Banyak juga pelaku UMKM yang terlibat dalam usaha wisata alam di daerah pegunungan,” ujar Rahmi.
Rahmi berharap gerakan Mandalawangi Bergerak terus mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait dalam menggelar program Vaksinasi di Kaki Gunung. Setelah di Cibodas (pilot project), dan di pos Selabintana ini, pada 14-15 September akan dilaksanakan di pos Gunung Putri.
Mandalawangi Bergerak merupakan program vaksinasi yang dibentuk atas inisiatif Mapala UI dan Wanadri yang fokus di titik-titik pendakian gunung. Cibodas, Selabintana, dan Gunung Putri adalah tiga titik awal pendakian di gunung Gede-Pangrango yang disasar pertama Mandalawangi Bergerak.
Rahmi menjelaskan, aktivitas pendakian di Indonesia tergolong cukup tinggi selama pandemi ini. Dengan kondisi demikian, warga yang hidup di sekitar pos pendakian menjadi rentan.
“Ini sebagai bentuk kecintaan kita terhadap masyarakat di kaki gunung yang sudah mendukung kita naik gunung. Karena kalau kita tidak peduli dengan masyarakat sekitar sini, mereka nanti bisa saja terkena,” papar Rahmi.
Sejumlah gunung memang masih membuka pendakian. Namun, tak sedikit pengelola yang memutuskan menutup jalur pendakian selama pandemi guna mencegah penularan Covid-19. Warga yang mengandalkan kegiatan pendakian sebagai mata pencaharian utama pun terkena imbasnya.
“Alhasil, vaksinasi jadi jawaban utama untuk melindungi warga dan kehidupannya. Pasalnya, masyarakat kaki gunung banyak menggantungkan hidupnya dari kegiatan pendakian,” pungkas Rahmi.