Plt Kepala LIPI, Prof. Dr. Bambang Subiyanto mengatakan bahwa ada beberapa hal yang melandasi perlunya penandatanganan Prasasti 2 Abad Kebun Raya Bogor oleh Presiden RI. “Pertama, berdirinya Kebun Raya Bogor pada tahun 1817 yang menjadi cikal bakal berdirinya institusi-institusi ilmiah di Indonesia merupakan sejarah yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Bambang melanjutkan, Kebun Raya Bogor menjadi bukti dimulainya kesadaran Bangsa Indonesia terhadap pentingnya penerapan ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan sumber daya tumbuhan, khususnya untuk kepentingan ekonomi negara. “Kemudian, hal penting kedua mengapa prasasti perlu ada adalah sejarah membuktikan bahwa kehadiran kebun raya ini telah mampu memperbaiki perekonomian negara melalui pengembangan potensi berbagai jenis tumbuhan, termasuk Kelapa Sawit dan Kina,” tuturnya.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof. Dr. Enny Sudarmonowati menyambung bahwa landasan ketiga penandatanganan prasasti, yakni Kebun Raya Bogor LIPI selaku pembina dan pengawas perkebunrayaan di Indonesia berperan sangat signifikan dalam membantu Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi untuk berpartisipasi dalam memperbaiki kualitas lingkungan di Indonesia. “Hingga akhir 2017, Kebun Raya Bogor LIPI telah mengembangkan 37 kebun raya di berbagai daerah di Indonesia,” tambahnya.
Untuk landasan keempat, Enny menuturkan, prasasti yang akan ditandatangani oleh Presiden ini tidak hanya merupakan prasasti sejarah panjang Kebun Raya Bogor, tetapi juga merupakan prasasti keberhasilan Kebun Raya Bogor LIPI dalam mengembangkan flora maskot nasional (Rafflesia patma) secara buatan (di luar habitat alaminya), yang sebelumnya sangat sulit dilakukan dan hanya bisa dilihat di alam liar. (sp/nasarudin m | foto : istimewa)