Untuk membangun technopark di Indonesia, perlu dilakukan revitalisasi 10 kawasan embiro technopark yang telah ada. Seperti Puspiptek Serpong, Pusinov LIPI, Bandung Technopark, Solo Technopark, IKITAS Semarang, Balai Diklat Industri Tohpati (BDI) Denpasar, START Surabaya, Pondok Pusaka Technopark Kaur Bengkulu, Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Pasuruan, dan Bandung Innovation Park ITB.
“Jika dalam lima tahun pengembangan 10 embrio ini dilakukan maksimal, maka pemerintah dapat mewujudkan technopark yang sebenarnya,” terang Muhyiddin, perencana senior TAK TAK Bappenas melansir Laporan Penelitian Kebijakan bertema ‘Studi Pengembangan Technopark di Indonesia: Survey Terhadap 10 Embrio Technopark di Indonesia’ dalam acara Diseminasi Kajian TAK, Selasa (26/1).
Sebab, lanjutnya, rata-rata pembangunan technopark memakan waktu lebih dari 10 tahun. Selain itu, langkah lainnya dengan pembangunan taman sains dan tekno di tingkat provinsi dan kabupaten dan kota sesuai kebutuhan sebagai cikal bakal technopark selanjutnya.
Pengembangan technopark hingga unit terkecil di daerah diproyeksikan menghabiskan dana Rp 3 hingga 10 miliar. Dari jumlah ini diharapkan technopark dapat bekerjasama dengan kalangan industri untuk menciptakan inovasi baru dengan hasil akhir sebuah produk. Sisi positifnya, perusahaan besar dapat menjadi mentor bagi pengusahan industri kecil dalam technopark skala kecil di daerah.
Output yang diharapkan adalah meningkatnya hasil produksi industri berbasis inovasi, wirausahawan baru hasil spin-off, paten, alumni siap kerja, jasa konsultasi teknologi pemasaran keuangan dan capital seed. Selain itu jumlah dan nilai investasi di industri berbasis Iptek meningkat, sehingga nilai tambah produksi dalam negeri ikut naik. Otomatis kesejahteraan masyarakat tercapai.
“Kita tak boleh lupa untuk mensukseskan pembangunan technopark diperlukan komponen yang harus dipenuhi, antara lain pengelola profesional, penyedia jasa training dan workshop, inkubator bisnis, industri sebagai tenant dan sumber inovasi baru,” jelasnya lagi. Semua itu hanya dapat tercapai dengan peran serta masyarakat luas dan akademisi dalam pembangunan.