Melewati lorong menuju makam, kita akan bertemu dengan banyak pedagang. Mulai dari pedagang kue, busana muslim, parfum, aksesoris, dan, tentu saja, kurma. Ya, Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya memang lekat dengan imaji pusat perdagangan kurma. Ada yang bilang, jumlahnya mencapai ratusan gerai.
Di antara pedagang itu ada Arif Firmansyah, 20 tahun, warga Desa Blika, Bangkalan, Madura. Seperti penjaga toko lurma yang lian, malam itu, ia juga sibuk menata dan melayani pembeli buah kurma. “Saya jual perkilonya Rp 30 ribu sampai Rp 70 ribu. Saya punya Medina Sayer, Mesir, Madina Halas, dan Madina Lulu,” katat Arif.
Dari penjualan buah kurma, Arif bisa mengantongi Rp 500 ribu dalam setengah hari. “Kami jaga berdasar shift. Masing-masing shift 12 jam. Jadi sehari bisa dapat Rp 1 juta,” akunya. Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, terlebih di malam ganjil, omzet ini bisa membengkak dua hingga tiga kali lipat. “Benar-benar hikmah Ramadhan,” tawa Arif.
naskah dan foto : m. syaiful anwar