Menko Maritim Luhut B.Pandjaitan meninjau Sekolah Tinggi Pariwisata (STP), Nusa Dua, Badung, Bali pada harı Kamis (29-03-2018). Di sini, Menko Luhut menyampaikan bahwa tenaga terampil di bidang pariwisata harus ditambah jumlahnya dan ditingkatkan kualitasnya jika ingin bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN.
“Saya baru saja kembali dari perjalanan ke lima negara di ASEAN, di sana saya melihat betapa seriusnya mereka mengelola pariwisatanya. Indonesia juga harus melakukan pembenahan. Pembangunan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) harus dilakukan, saya sudah usulkan kepada Menteri PAN RB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) untuk menambah jumlah mahasiswa dari yang sekarang 2.200 menjadi 10 ribu,” ujarnya kepada para mahasiswa usai berkeliling di kompleks STP. Menko Luhut meninjau dapur tempat para mahasiswa melakukan praktek Food and Beverage, dan ke hotel yang terletak di dalam kompleks sekolah tempat mahasiswa perhotelan melakukan praktek hospitality.
Menko Luhut mengatakan ini sesuai dengan program pemerintah yang tahun depan menempatkan peningkatan kualitas pendidikan sebagai prioritas pembangunan dan pariwisata menjadi salah satu industri unggulan.
Menurut data Kementerian Pariwisata, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara tumbuh sebesar 24%, sedangkan Vietnam pertumbuhannya 25,2%. Menurut Menko Luhut, pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN yang bisa kembali pulih setelah krisis moneter, banyak terbantu oleh sektor pariwisata.
“Pariwisata adalah cara yang paling cepat untuk menghasilkan PDB, devisa, dan tenaga kerja. Karena itu, menurut saya kita harus meningkatkan kualitas hospitality, memperbanyak promosi, dan yang juga penting adalah menjaga stabilitas politik dan keamanan,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik mengatakan pada 2017, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa nomor dua. Menko Luhut memperkirakan, jika terus dikembangkan sektor ini bisa menjadi penghasil devisa nomor satu pada 2019 dengan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang.
“Di negara-negara ASEAN yang kemarin saya kunjungi, rata-rata kunjungan wisatawan mancanegaranya 20 juta orang pertahun. Di Bali ini saja, menurut Pak Gubernur mampu mendatangkan 20 juta wisatawan,” kata Menko Luhut, karena itu ia yakin Indonesia bisa mencapai target jumlah kunjungan tersebut.
Presiden Bank Dunia Jim Kim dan Direktur Dana Moneter International Christine Lagarde dijadwalkan akan mengunjungi sekolah ini bulan depan sebagai rangkaian persiapan menjelang pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) World Bank di Bali bulan Oktober mendatang.
Kunjungan ASEAN
Menko Luhut melakukan perjalanan ke lima negara ASEAN yaitu Thailand, Kamboja, Malaysia, Vietnam dan Singapura pada tanggal 26-28 Maret lalu. Menko Luhut bertemu dengan PM Prayut Chan-O-Cha di Bangkok, Thailand, PM Hun Sen di Phnom Penh, Kamboja. PM Najib Abdul Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, PMNguyn Xun Phc di Hanoi, Vietnam dan PM Lee Hsien Loong di Singapura untuk menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo untuk menghadiri ASEAN Leaders gathering (ALg) yang akan diselenggarkan di sela-sela pertemuan tahunan IMF-WB pada 11 Oktober 2018.
“Saya cukup terkejut bahwa semua kepala negara yang saya temui mengatakan kekagumannya kepada kepemimpinan Presiden Joko Widodo, serta bagaimana Presiden Jokowi bisa mengelola perekonomian di bidang kemaritiman. Sementara kami pun kagum dengan keberhasilan negara-negara tersebut bangkit dari krisis. Kita harus belajar dari mereka bagaimana mereka dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dan mengelola kelebihan jumlah penduduk. Jadi kami saling mengagumi,” kata Menko Luhut.
Dalam setiap pertemuan tentunya dibicarakan juga hal-hal yang menyangkut hubungan bilateral, seperti di Vietnam, Menko Luhut dan PM Ngyun membicarakan nelayan-nelayan kecil Vietnam yang tertangkap di perairan Indonesia, dengan PM Najib membicarakan kampanye untuk menghadapi proposal parlemen Eropa untuk mengeluarkan komoditas sawit dari sumber biofuel Eropa pada tahun 2021, dengan PM Prayuth dibicarakan upaya peningkatan hubungan bilateral di sektor perikanan, investasi migas, dan kerjasama pertahanan dan kemaritiman, dengan PM Hun Sen Menko Luhut membicarakan kerja sama sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan diantaranya, melalui investasi Indonesia pada fasilitas pemrosesan padi di Kamboja.
Lima pemimpin ASEAN tersebut mengatakan kesediaannya untuk hadir pada pertemuan yang bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia, keberhasilan negara-negara ASEAN keluar dari krisis ekonomi di tahun 1998. Melalui forum ini juga, Indonesia ingin menunjukkan solidaritas ASEAN kepada peserta dari 189 negara yang menghadiri perhelatan tersebut. (sp/renata | foto : istimewa)