Orchid Forest, Cikole, Bandung, tiba-tiba berubah. Hutan pinus ini disulap menjadi destinasi digital dan terpilih menjadi salah satu mitra Co Branding Wonderful Indonesia. Sebelumnya, Orchid Forest sudah menandatangani MoU di Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Rabu (8/8/2018), dan langsung connect dengan STP NHI Bandung, Jumat (10/8/2018).
“Atraksi di Orchid Forest yang luasnya 12 hektar ini masih fokus pada nature, atau alam, dengan sentuhan man made. Ada lighting yang kalau malam hari bertabur warna-warni cahaya,” jelas Maulana ‘Barry’ Akbar, CEO Orchid Forest Cikole.
Permainan lighting di malam hari memang romatis. Cahaya warna-warni menyorot ke arah batang-batang pinur yang usianya sudah ratusan tahun. Ada garden of light, instalasi taman lampu yang interaktif, mirip bunga yang berganti-ganti warna.
“Kedepan, akan dipasang sensor gerak dan suara. Jadi ketika orang berjalan-jalan keliling taman lampu itu, akan menyala sendiri di sekitar pergerakan orang,” kata Barry.
Ada juga Wood Bridge, jembatan gantung 150 meter yang menyala di malam hari. Jika malam, pengunjung bisa selfi dan foto-foto di atas jembatan yang bisa bergoyang-goyang, dari pohon ke pohon.
Taman neon, juga cukup menyedot perhatian pengunjung. Neon bulat-bulat yang disusun vertikal yang menjadi penghias suasana malam. “Ada teras paphio, lapangan multifungsi, ada aphitheathre dengan tempat duduk dari kayu untuk menyaksikan atraksi,” kata Barry.
Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengatakan kerjasama Kemenpar melalui brand Wonderful Indonesia dengan co-branding partner merupakan sinergi simbiosis mutualisme yang akan memberi manfaat pada kedua belah pihak.
“Brand Wonderful Indonesia (WI) memiliki posisi tawar tinggi di dunia, dengan melakukan co-branding kita melakukan efisiensi anggaran, co-creation, dan meningkatkan exposure masing-masing brand,” kata Ukus Kuswara.
Bagi brand Wonderful Indonesia, sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan awareness terhadap brand WI sehingga akan membantu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus). Harapannya, kolaborasi ini dapat mendorong pencapaian target 20 juta kunjungan wisman dan 275 juta perjalanan wisnus pada tahun 2019.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan hadirnya industri untuk mengembangkan pariwisata merupakan hal penting karena tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja. “Melalui kerjasama yang baik akan tercipta sebuah harmonisasi sekaligus mempercepat pembangunan pariwisata di Indonesia. Apalagi kini pariwisata telah ditetapkan menjadi core economy bangsa,” kata Menpar Arief Yahya.
Orchid Forest Cikole di Lembang, Bandung adalah salah satu bentuk destinasi digital berupa hutan pinus seluas 12 hektar. Destinasi Digital menjadi salah satu strategi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengejar target 17 juta kunjungan wisman dan 270 juta perjalanan wisnus tahun 2018.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, Destinasi digital adalah sebuah produk pariwisata yang kreatif dan dikemas secara kekinian (zaman now).
“Keinginan generasi milenial maupun individu yang senang ‘berbagi’ di media sosial menjadi potensi baik untuk meningkatkan pariwisata dunia digital ini. Kalau menurut bahasa anak muda adalah destinasi yang instagramable,” kata Menpar Arief Yahya.
Orchid Forest Cikole bukan hanya tempat membudidayakan ratusan jenis anggrek, tapi didesain khusus dengan spot-spot foto yang instagramable bernuansa alam. Orchid House merupakan tempat pembudidayaan anggrek baik dari Indonesia dan berbagai belahan dunia, di antaranya Peru, Amerika Serikat, Filiphina, dan sebagainya. Bahkan beberapa di antaranya merupakan angrek langka. Orchid Forest juga membudidayakan bunga bangkai.
Tempat wisata ini awalnya digunakan untuk mengoleksi anggrek. Pada awalnya tanah ini disewa untuk menampung berbagai jenis koleksinya, akhirnya dibuat wisata edukasi.
Banyaknya spot instagramable membuat Orchid Forest Lembang ini menjadi salah satu destinasi digital favorit di Lembang, khususnya bagi para millenials. Orchid Forest didatangi sedikitnya 1000 orang per-hari, bahkan saat libur Idul Fitri mencapai 10.000 wisatawan per-harinya. Sebuah pencapaian tinggi untuk tempat wisata yang baru beroperasi pada akhir 2017 lalu. (sp/rizki dwi pd | foto : istimewa)