Bila dipaparkan dalam sebuah ruangan, ozon terbukti mampu menstrerilisasi udara dan permukaan dalam ruangan. Hal ini disampaikan Anto Tri Sugiarto, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pernyataan ini sekaligus menanggapi sikap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang tidak merekomendasikan mekanisme penyemprotan alkohol atau klorin ke tubuh manusia.
Disebutkan sebelumnya, WHO menyatakan jika penyemprotan bahan-bahan kimia seperti yang dilakukan masyarakat di bilik-bilik disinfektan buatan sendiri dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir.
Untuk itu LIPI melalui Balai Pengembangan Instrumentasi mengembangkan Ozon Nanomist sebagai solusi bahan dasar disinfektan nonkimia.
“Ozon banyak ditemui di sekitar kita dan kembali menjadi oksigen secara alami,” terang Anto. Ozon juga merupakan bentuk lain dari oksigen yang merupakan reaksi oksigen dan sinar ultraviolet dari matahari.
Sejak 1906, Ozon sudah digunakan sebagai bahan dasar disinfektan karena memiliki kemampuan oksidasi yang lebih baik dibandingkan klorin dan hidrogen peroksida. “Hal ini menjadikan Ozon sangat efektif dalam membunuh berbagai jenis mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur,” tegas Anto.
Dijelaskan, saat ini ozon banyak dipergunakan untuk setrilisasi bahan makanan, minuman, peralatan produksi, peralatan medis, air kolam renang dan pada pengolahan air minum. Bahkan, lanjutnya, Ozon saat ini juga dipergunakan untuk terapi beberapa jenis penyakit termasuk SARS dan MERS.
Bila ozon dipaparkan dalam udara dalam sebuah ruangan, ozon mampu menstrerilisasi udara dan permukaan ruangan tersebut.
“Ozon juga didapati efektif untuk menonaktifkan SARS pada udara dan permukaan dengan durasi pemaparan hingga 30 menit dan dengan dosis 0.5-2.5 part per million,” ujarnya.
Anto menambahkan, dengan kemampuan disinfeksi tersebut, Ozon diyakini memiliki kemampuan membunuh bakteri atau virus yang menempel di permukaan atau di udara, dalam ruangan tertutup seperti bilik desinfektan.
“Ozon nanomist secara teknis dapat dipakai untuk menggantikan disinfektan kimia di bilik desinfektan dengan potensi resiko lebih rendah selama dipakai mengikuti durasi dan ketentuan,” ungkapnya.
Kendati demikian, Ozon nanomist tidak serta merta menjamin seseorang dapat terbebas dari virus di dalam tubuh.
“Upaya pencegahan terbaik tetaplah dengan gaya hidup sehat dan bersih, serta rajin mencuci tangan dan mandi setelah beraktivitas di luar rumah,” pungkas Anto.