Pada Rabu (14/6), berbagai jenis obat tradisional, olahan pangan, dan minuman herbal dipamerkan dalam Bursa Jamu Materia Medica yang diadakan di UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu, Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, turut mengunjungi pameran ini untuk melihat langsung berbagai produk herbal yang dihasilkan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari skala industri di Jawa Timur.
Khofifah mengungkapkan bahwa industri herbal di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini sejalan dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan secara alami.
Bursa Jamu ini tidak hanya menjadi tempat pameran, tetapi juga diisi dengan berbagai acara seperti talkshow kesehatan, konseling kesehatan tradisional, konseling gizi, dan lain sebagainya.
Gubernur Khofifah menyatakan, Indonesia memiliki kekayaan rempah dan tanaman obat tradisional yang luar biasa. Pengembangan industri herbal, termasuk mendorong pertumbuhan UMKM produk jamu dan herbal secara global, dapat menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan potensi ini.
Khofifah juga menekankan pentingnya menjaga kualitas dan kebersihan produk herbal yang dihasilkan. Dalam hal ini, pemeriksaan yang teliti terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam produk herbal menjadi kunci dalam menjaga kualitas keseluruhan produk jamu.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga menyampaikan pentingnya pengawasan terhadap kandungan-kandungan kimia dalam produk herbal.
Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk herbal yang dikonsumsi tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Ia juga menekankan pentingnya mengenalkan minuman herbal kepada anak-anak sejak usia dini, sehingga mereka tidak banyak mengonsumsi jajanan yang mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
Dalam kunjungannya, Gubernur Khofifah turut mencoba minuman herbal berbahan dasar bunga telang bersama anak-anak yang hadir.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan mengonsumsi minuman herbal sebagai pilihan sehat. Selain itu, Khofifah juga menekankan pentingnya kolaborasi antarpihak dalam mengembangkan teknologi pangan untuk memperpanjang masa kedaluwarsa produk herbal tanpa mengurangi kualitasnya.
UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu, yang sebelumnya dikenal sebagai Materia Medica Batu, merupakan lembaga yang didirikan pada tahun 1960 oleh R.M. Santoso.
Awalnya merupakan bagian dari Hortus Medicus Tawangmangu, lembaga ini sekarang menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) di Tawangmangu.
Pada pertengahan tahun 1970, kepemilikan Materia Medica berubah dari swasta menjadi milik pemerintah, yaitu Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Timur Direktorat Farmasi Jawa Timur. Hingga saat ini, pengelolaan UPT Materia Medica Batu dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur setelah dilimpahkan oleh Balai Besar POM Surabaya.