Festival Sriwijaya digelar sepanjang 16 hingga 22 Juni 2019 mendatang di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Sumatera Selatan.
Dikatakan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani, kejayaan Kerajaan Sriwijaya masa lalu menjadi inspirasi penyelenggaraan event ini.
“Penyelenggaraan Festival Sriwijaya sudah bisa disebut dewasa artinya kualitas penyelenggaraannya dari tahun ke tahun harus lebih baik dan dikenal hingga mancanegara sehingga bisa mendatangkan wisatawan ke Palembang,” jelas Rizki saat menghadiri pembukaan festival, Minggu (16/6/2019).
Agar lebih berhasil, lanjutnya, acara seperti ini harus didukung asosiasi pariwisata di Sumsel. Untuk itu penyelenggaraan tahun depan tidak hanya Festival Sriwijaya, tapi juga event lain di Sumsel, yang masuk dalam Calender of Event (CoE) Nasional.
Festival ini menurut Rizki juga menjadi kesempatan diwujudkannya kolaborasi unsur pentahelix untuk memajukan pariwisata Sumsel.
Terlebih potensi Sungai Musi sudah sangat terkenal dan harus dioptimalkan. Potensi ekowisata di sepanjang Sungai Musi mulai hulu bisa menarik wisatawan, dan ini memerlukan sinergi dari kabupaten yang dilalui untuk mengemas pengembangan wisata dan meningkatkan kualitas 3A (Akses, Amenitas, dan Atraksi).
“Aksesibilitas ke Sumsel juga sudah sangat baik, amenitas sudah memadai. Apalagi Stadion Jakabaring yang dibangun dengan biaya besar harus dioptimalkan. Hanya atraksinya harus terus ditambah termasuk melalui Festival Sriwijaya ini,” katanya.
Festival yang didukung Kemenpar ini dibuka oleh Gubernur Sumsel Herman Deru. Dalam sambutannya Herman Deru mengatakan bahwa tema Festival kali ini adalah ‘Sriwijaya bangkit maju bersama’ yang didasari keragaman budaya Sumsel.
“Perpaduan budaya asli maupun pendatang diharapkan mendorong Sumsel semakin maju dalam keragaman budaya,” katanya.
Sementara itu Ketua Tim Pelaksana Top 100 Calender of Event Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti pada kesempatan itu mengungkapkan bahwa event Sriwijaya Festival mulai tahun ini masuk dalam satu dari 100 CoE.
“Kami mendukung upaya untuk menarik wisatawan di antaranya melalui event. Apalagi event yang punya potensi budaya, kuliner, dan heritage termasuk juga wisata alam dan buatan,” ungkap Esthy Reko Astuti.
Selain itu Palembang sudah mendunia karena berhasil menyelenggarakan event olahraga Asian Games 2018 dengan memiliki Jakabaring Sport City yang berstandar internasional.
“Palembang yang telah menjadi destinasi wisata olahraga akan memiliki pasar wisman lebih luas, hingga Eropa. Sedangkan untuk potensi alam, budaya, bahari, pasar wismannya bisa diambil dari ASEAN,” tambahnya. (foto : kemenpar)