Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung atau Babel, terus berjalan. Langkah ini dilakukan demi terwujudnya ‘Bali Baru’ di kawasan yang memiliki luas 324 hektar ini.
Kabupaten Belitung yang masuk dalam 10 destinasi prioritas pariwisata terus berbenah untuk pengembangan wisata nasional termasuk dalam hal pembangunan KEK Pariwisata di wilayah itu yang terus dikebut dan dalam waktu dekat segera diresmikan.
“KEK pariwisata sudah ‘on the track’, Rencananya Presiden Joko Widodo akan meresmikan KEK ini pada 16 Maret 2019. Luasnya mencapai 324 hektare di Tanjung Binga,” kata Kepala Dinas Pariwsata Kabupaten Belitung, Hermanto di Belitung, Selasa (5/3/2019).
Kesiapan lainnya, lanjut Hermanto, terkait infrastruktur akses jalan ke Tanjung Binga yang juga sudah mulus dengan sarana dan prasarana penunjang lainnya sudah hampir rampung.
“Investor sudah ada yang masuk. Saat ini Sheraton Hotel hampir 90 persen proses pembangunannya. Sedangkan dari perpajakan dan kepabeanan sudah siap dengan sistem online single submission atau OSS,” ujarnya.
Untuk akses ke Belitung, Pemerintah Daerah sedang menjajaki kerja sama dengan maskapai berbiaya rendah Air Asia agar terbang langsung dari berbagai wilayah ke negeri laskar pelangi itu.
“Kami akan mengakselerasi, rencananya Juni 2019 akan berjalan. Namun saya berharap kalau memungkinan penerbangan bisa direalisasikan lebih cepat,” katanya.
Air Asia rencananya akan terbang secara reguler dari Kuala Lumpur menuju Tanjung Pandan. Lalu Penerbangan Air Asia dari Jakarta ke Belitung juga akan dilayani setiap hari. Sementara Surabaya ke Tanjung Pandan akan dilayani empat kali dalam sepekan.
Tidak hanya infrastruktur, Hermanto menambahkan, seluruh masyarakat harus mendukung Belitung dalam rangka meraih predikat sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Sebab status tersebut akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat luas.
“Pada Juni 2019 akan dilakukan verifikasi terkait UGG. Sambil menunggu itu, kami terus mempersiapkan dan melengkapi hal-hal yang dianggap kurang. Dan terus melakukan pembenahan di 17 geosite yang akan dinilai,” katanya. (rizky dwi putra | foto : dok kemenpar)