Anak kecil itu buru-buru mengikuti langkah ayahnya. Gara-gara melihat burung kecil meloncat di dahan pohon, ia sempat berhenti. Sampai sang ayah mengingatkan, “Yuk, jalan lagi”. Beberapa saat, tangan kecil si bocah sudah merengkuh jari ayahnya.
Di sudut lain, ada beberapa remaja sibuk ber-swa foto. Tawa mereka sesekali terdengar. Ada juga yang tidak puas, karena foto yang diperoleh tak sesuai harapan. “Aduh wajahku kelihatan gelap,” kata salah satu dari mereka.
Ya, Minggu di Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya, selalu menyisakan banyak cerita. Karena di hari itu, banyak keluarga yang datang ke tempat wisata di Pamurbaya atau Pantai Timur Surabaya ini.
Sekadar jalan-jalan, menikmati udara segar, atau jika beruntung, bisa melihat satwa cantik yang hinggap di dahan atau ranting pohon.
Kawasan wisata yang berlokasi di Jalan Raya Wonorejo Rungkut ini memiliki area seluas 800 hektar lebih. Seiring waktu, Mangrove Wonorejo terus berbenah dengan menambah banyak fasilitas. Mulai dari kolam pancing, jogging track, pendopo, kantin, hingga sewa perahu yang digunakan untuk menjelajah rawa mangrove.
Beberapa pengunjung mengaku, mereka datang ke sini karena alasan murah meriah. Di luar itu, tentu saja, suasana dan pemandangan yang indah. Apalagi jika datang di pagi hari, saat matahari belum terlalu menyengat.
Mangrove Wonorejo cukup terawat, memiliki hutan eksotis yang hingga kini jadi habitat asli bagi sekawanan burung langka endemik Jawa Timur. Jadi, kapan kamu ke Mangrove? (hendro d. laksono | foto : tiara aydin sava)