Ratusan tamu delegasi dari berbagai negara memadati jalanan Surabaya pada Minggu (14/7) pagi. Parade ini merupakan serangkaian acara dari Surabaya Cross Culture International Folk and Art Festival 2016 yang dihelat hingga 18 Agustus mendatang.
Festival Seni Lintas Budaya ini diikuti sebanyak 9 perwakilan dari beberapa negara. Mulai dari Idaha, negara bagian Amerika Serikat, Rumania, Estonia, Polandia, Seoul dan Busan (Korea Selatan), Guangzhou dan Wuxi (China). Ada pula beberapa provinsi dalam negeri yang turut memeriahkan seperti Kalimantan Utara, Balikpapan, Jogjakarta, Sleman, hingga Salatiga.
Menggunakan becak berhiaskan aneka bunga warna-warni, para peserta yang berasal dari dalam dan luar negeri ini dilepas oleh Walikota Tri Rismaharini di Taman Bungkul. Rutenya sepanjang jalan Darmo hingga Urip Sumoharjo, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki ke Monumen Bambu Runcing. Dalam perjalanan, warga Surabaya pun tak kalah antusias menyambut para peserta parade yang juga dibalas dengan sapaan manis.
Selanjutnya, parade berpusat di Monumen Bambu Runcing dengan menampilkan beberapa tarian khas masing-masing budaya. Diiringi riuh tepuk tangan dari masyarakat Surabaya, penampilan dibuka dengan tarian khas Idaho, negara bagian Amerika Serikat. Tak hanya dapat menikmati tarian asal berbagai negara, beberapa pengunjung pun dengan semangat turut mengabadikan momen ini, ada pula yang menyempatkan diri untuk berfoto bersama sang penari.
Di tengah parade, Folklore Society Leigarid asal Estonia mengajak pengunjung untuk menari bersama. Gelak tawa pengunjung pun membuncah saat melihat tingkah lucu para penari.
“Hal ini penting untuk anak-anak saya, karena mereka perlu tahu budaya seperti ini, apalagi ada yang dari luar negeri juga,” ujar Widia Surya, pengunjung asal Sidoarjo yang datang mengajak kedua anaknya. Widia juga berharap acara yang merupakan agenda rutin selama 13 tahun terakhir ini juga bisa digelar lebih meriah lagi di tahun selanjutnya.
naskah dan foto : hilda meilisa rinanda