Wikipedia mencatat, hari ini di tahun 1918, kasus flu Spanyol pertama diketahui muncul di Kansas, Amerika Serikat.
Pandemi flu Spanyol adalah pandemi flu yang terjadi pada tahun 1918 dan 1919, dan dianggap sebagai salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia.
Namun, virus ini tidak berasal dari Spanyol, melainkan pertama kali ditemukan di militer Amerika Serikat, di mana banyak prajurit terinfeksi di pangkalan militer di Kansas pada musim gugur 1918.
Kemudian, virus menyebar ke seluruh dunia melalui jalur perdagangan dan militer. Meskipun belum ada perkiraan yang pasti tentang jumlah kematian akibat pandemi ini, namun perkiraan yang paling sering dikutip adalah sekitar 50 juta hingga 100 juta orang meninggal dunia.
Virus flu Spanyol, yang juga dikenal sebagai virus flu jenis A sub-tipe H1N1, adalah penyebab pandemi flu Spanyol tahun 1918.
Virus ini berasal dari kelompok virus yang biasanya menyerang burung, dan kemudian beradaptasi untuk menyerang manusia. Virus flu Spanyol memiliki kemampuan yang sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain, yang menyebabkan penyebarannya sangat cepat dan mengakibatkan pandemi yang sangat mematikan.
Virus flu Spanyol juga dikenal sebagai virus flu pandemik yang sangat virulen, artinya dapat menyebabkan infeksi yang sangat parah dan kematian pada kelompok usia yang sehat dan muda, yang berbeda dengan virus flu biasa yang biasanya lebih mematikan pada orang yang lebih tua atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Meskipun virus flu Spanyol telah mati, namun virus flu jenis A masih ada dan menjadi ancaman global yang serius pada saat ini.
Pandemi flu Spanyol pada tahun 1918 menyebar ke seluruh dunia dan hampir semua negara terdampak. Namun, ada beberapa negara yang mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan negara lainnya.
Beberapa negara yang paling parah terdampak termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan India. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan sekitar 675.000 orang meninggal dunia akibat pandemi ini.
Sementara di India, diperkirakan jumlah kematian akibat flu Spanyol mencapai 12 hingga 17 juta orang. Namun, karena kurangnya data yang akurat pada saat itu, sulit untuk menentukan dengan pasti negara mana yang paling terdampak secara keseluruhan.
Sebaran virus flu Spanyol tahun 1918 akhirnya mereda dengan sendirinya setelah sekitar dua tahun berlangsung.
Meskipun saat itu belum ada vaksin atau obat khusus yang dapat mengobati virus flu Spanyol, banyak negara yang mengambil langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus dan mengurangi dampak pandemi tersebut. Beberapa tindakan yang diambil antara lain.
Karantina
Banyak negara yang memberlakukan karantina atau lockdown untuk mencegah penyebaran virus. Beberapa kota dan wilayah di Amerika Serikat dan Eropa bahkan menutup toko, sekolah, gereja, dan tempat-tempat umum lainnya untuk mencegah penyebaran virus.
Mengenakan masker
Di beberapa tempat, warga diminta untuk mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus.
Pembatasan kerumunan
Pemerintah membatasi kerumunan orang di tempat-tempat umum seperti bioskop, teater, dan restoran.
Peningkatan kebersihan
Pemerintah dan masyarakat meningkatkan upaya kebersihan dan sanitasi, seperti sering mencuci tangan dan membersihkan permukaan yang sering disentuh.
Pengobatan simtomatik
Untuk mengurangi gejala dan mencegah infeksi sekunder, pasien dirawat di rumah sakit dan diberikan perawatan simtomatik seperti istirahat, obat pereda demam, dan pemberian cairan.
Kesadaran global tentang kesehatan masyarakat dan perawatan medis juga meningkat setelah pandemi flu Spanyol, dan hal ini membantu menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik di masa depan.
Hingga kini, virus flu Spanyol tidak benar-benar hilang. Virus tersebut telah mengalami mutasi dan berevolusi menjadi jenis-jenis virus flu yang berbeda, dan masih menjadi salah satu jenis virus flu musiman yang ada di seluruh dunia.
Saat ini, virus flu Spanyol telah berevolusi menjadi sub-tipe virus flu A H1N1 yang lebih lemah, dan telah menjadi bagian dari flu musiman yang kita kenal sekarang.
Virus flu Spanyol yang terjadi pada tahun 1918 memang sangat mematikan, namun manusia juga telah mengambil pelajaran dari pandemi tersebut untuk mengembangkan vaksin dan perawatan medis yang lebih baik untuk mengatasi virus flu.
Oleh karena itu, meskipun virus flu Spanyol tidak hilang sama sekali, kita telah menjadi lebih siap untuk menghadapi virus ini dan mengurangi dampaknya pada kesehatan masyarakat.