Danau Toba yang juga menjadi bagian dari keseharian masyarakat Batak, telah ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai satu di antara 10 destinasi pariwisata prioritas menjadi ‘Bali Baru’ telah mulai mengembangkan 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenita) berkelas internasional.
Untuk atraksi, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, menggunakan global standard yaitu UNESCO Global Geopark (UGG) sebagai cultural values.
“Danau Toba sudah memasukkan dossier dan sudah di assesment untuk menjadi salah satu UGG dan hasilnya nanti akan diumumkan pada di 2019,” kata Menpar Arief Yahya, saat menghadiri Pameran Ulos, Hangoluan & Tondi di Museum Tekstil Jakarta, Rabu (19/09).
Seperti diketahui UGG fokus pada 3 unsur utama, yaitu bio diversity, geo diversity, dan cultural diversity. Untuk bio diversity antara lain taman wisata Sipinsur, Taman Eden, anggrek Toba, Andaliman, Pora Pora, anggrek putih, sedangkan geo diversity antara lain Huta Ginjang, air terjun Sipiso Piso, air terjun Situmurun, Pusuk Buhit, Batu Basiha, serta Pulo Sibandang.
Sementara untuk cultural diversity di antaranya kain Ulos, tari Tortor, rumah adat tradisional Batak, Sigale Gale, Huda-Huda/Toping Toping (Simalungun), Pustaha Laklak, Mossak (Silat Batak), Hasapi, Gondang Batak, Sarune, Tulila, dan lainnya. (sp/rendra djadi | foto : dok istimewa)